Bogor- Penyebaran radikalisme dan terorisme di lingkungan sekolah dan perguruan tinggi akhir-akhir sangat mengkhawtirkan. Faktanya, radikalisme bisa masuk ke dalam dunia pendidikan dengan berbagai cara, baik melalui pengajaran oleh guru maupun pergaulan di dalam lingkungan sekolah.
“Tidak ada sekolah dan perguruan tinggi yang benar-benar imun terhadap radikalisme” ujar Kasubdit Kontra Propaganda Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kolonel Pas Sujatmiko dalam acara Kawah Kepemimpinan Pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) Tingkat Nasional 2019 di Hotel Green Forest, Bogor, Selasa (30/4/2019)
Ia menjelaskan, BNPT merupakan leading sector dalam penanggulangan terorisme di tanah air. Oleh karena itu BNPT akan terus melakukan berbagai kegiatan pencegahan agar radikalisme tidak semakin menyebar ke dunia pendidikan.
Sujatmiko menegaskan pentingnya pengetahuan bagaimana radikalisme menyebar agar siswa dapat memilah mana ilmu yang positif dan yang tidak sesuai dengan nilai nilai kebangsaan dan Pancasila.
“Nantinya apabila ditemukan guru yang membawa radikalisme, siswa dapat ikut serta dalam penanggulangannya dengan cara melaporkan ke kepala sekolah atau ke lembaga yang berwenang agar ditindaklanjuti sebelum semakin parah,” ujarnya.
Acara yang digelar setiap tahun ini merupakan kegiatan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang diikuti 272 siswa dari 34 Provinsi. Kegiatan ini bertujuan agar generasi muda yang nantinya akan menjadi penerus bangsa memiliki karakter siswa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta memiliki jiwa nasionalisme dan gotong royong.
Selain itu, Sujatmiko menjelaskan bahwa masing-masing pihak harus bersinergi dengan baik sehingga upaya untuk menangkal radikalisme dan terorisme di negeri ini berjalan dengan lancar.
“Kita harus melawan dan ikut aktif mereduksi paham paham seperti ini. Apabila melihat gejala gejala seperti itu, kita harus segera melaporkan agar secepat mungkin ditanggulangi. Generasi penerus harus yakin bahwa tidak ada agama apapun yang mengajarkan kekerasan,” pungkasnya.