Magelang – Memasuki tahun politik, Kapolri Jenderal Listyo Sigit memberikan pesan khusus kepada para santri agar berhati-hati dalam penggunaan media sosial. Hal itu disampaikan Kapolri saat menghadiri undangan dari Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PWNU Jateng.
“Ya tentunya, kita mengingatkan bahwa di era media sosial saat ini tentunya provokasi, penggunaan black campaign di dalam kegiatan pemilu tentunya menjadi keniscayaan,” katanya kepada wartawan usai menghadiri halalbihalal RMI PWNU Jawa Tengah di Ponpes Asrama Perguruan Islam (API) Syubbanul Wathon, Secang, Kabupaten Magelang, Sabtu (20/5/2023).
Oleh karena itu, Listyo Sigit melanjutkan, pihaknya mengingatkan kepada seluruh masyarakat agar berhati-hati dalam bermedia sosial.
“Kita ingatkan kepada seluruh masyarakat khususnya para santri untuk betul-betul berhati-hati. Jadi, saring sebelum sharing sehingga kemudian hal-hal yang bisa memecah belah bangsa, yang bisa memecah belah kesatuan itu harus dihindari,” ungkapnya.
“Siapapun pemimpinnya, sekali lagi, siapapun pemimpinnya yang namanya persatuan dan kesatuan di atas segalanya. Karena siapapun itu, membutuhkan persatuan dan kesatuan masyarakat. Persatuan dan kesatuan bangsa untuk menjalankan program-program nasional. Ke depan menghadapi tantangan global yang penuh tidak kepastian,” imbuhnya.
Terkait dengan pengawasan di medsos maupun hoaks-hoaks, mantan Kapolresta Solo itu mengatakan, kepolisian telah membentuk tim. Kemudian, nantinya juga akan bekerja sama dengan RMI.
“Ya, tentunya kita telah membentuk tim dan juga kita akan bekerja sama dengan RMI untuk memantau terhadap potensi-potensi hoaks yang ada. Nanti kita akan bekerja sama, termasuk dengan Menkominfo untuk kemudian mengambil langkah-langkah,” tegasnya.
Sementara itu, pengasuh Ponpes API Syubbanul Wathon, KH Muhammad Yusuf Chudlori atau Gus Yusuf menambahkan, para kiai pesantren juga ikut memberikan edukasi pemilu kepada masyarakat. Menurutnya, siapapun yang terpilih merupakan pilihan terbaik rakyat Indonesia.
“Tadi disampaikan beliau (kapolri). Beliau sempat memberikan ilustrasi memberikan contoh seperti pemilu yang terjadi di Brasil yang juga tidak selesai akhirnya menimbulkan chaos, di Srilangka, jangan sampai terjadi di Indonesia. Nanti, siapapun yang terpilih itu adalah pilihan terbaik rakyat Indonesia maka diharapkan para kiai di pesantren juga ikut memberikan edukasi kepada masyarakat,” pungkasnya.