Bern – juru bicara Federal Intelligence Service (FIS) Swiss Isabelle Graber mengungkapkan menyadari ancaman terorisme negaranya tinggi. Namun sejauh ini tidak informasi mengenai kemungkinan serangan tersebut.
“Serangan di Wina dan Nice mengkonfirmasi perkiraan Badan Intelijen Federal. Ancaman teroris di Swiss tetap tinggi. Saat ini, intelijen tidak memiliki informasi spesifik tentang kemungkinan serangan di Swiss,” kata Graber, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (4/11/2020).
Menurut Graber, tindakan kekerasan yang terisolasi mungkin tetap dilakukan di Swiss oleh individu yang radikal atau tidak seimbang secara mental.
“Reaksi ekstrimis sayap kanan yang agresif terhadap anggota atau simbol komunitas Muslim atau Yahudi yang ada di Swiss juga mungkin terjadi,” ujarnya.
Serangkaian serangan senjata menyebabkan empat orang tewas dan 22 lainnya cedera di ibu kota Austria, Wina, Senin malam. Seorang penyerang, yang ditembak mati oleh polisi, dilaporkan adalah pendukung ISIS.
Kementerian Dalam Negeri Austria mengonfirmasi bahwa peserta lain dalam amukan senjata di ibu kota ditangkap dan diidentifikasi sebagai warga Albania berusia 20 tahun bernama Kujtim Fejzulai, yang keluarganya telah pindah dari kota Tetovo di Makedonia Utara ke Wina.
Pada hari Selasa, polisi kota Winterthur mengatakan bahwa dua warga Swiss, berusia 18 dan 24 tahun, telah ditangkap di wilayah Swiss di Zurich sehubungan dengan serangan teroris di Wina.