Jakarta – Swedia akhirnya menolak izin aktivis garis keras, Rasmus Paludan untuk membakar Alquran di Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia. Pihak keamanan Swedia mengungkapkan menolak aksi ini karena dapat memicu meningkatnya ekslasi keamanan.
“Pertemuan semacam itu dinilai dapat menyebabkan gangguan serius terhadap keamanan nasional,” tulis pengumuman Polisi Nasional Swedia, seperti dikutip Russia Today, Kamis (9/2/2023).
Sebelumnya, Swedia belum memiliki sikap tegas terhadap Paludan yang sudah menghina umat muslim dengan membakar Alquran. Meski telah banyak kritik dan nota keberatan dari berbagai negara, namun Menteri Luar Negeri Tobias Billstrom tetap mengizinkan aksi lanjutan Paludan dengan dalih undang-undang kebebasan berekspresi.
Rasmus Paludan merupakan pendiri Partai Garis Keras, atau Stram Kurs Denmark. Politisi ini dengan terang-terangan, menentang eksistensi Islam dan Imigran yang ada di Denmark.
Lelaki yang memiliki kewarganegaraan ganda Denmark-Swedia tersebut dikecam akibat aksinya melakukan pembakaran alquran dalam unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Turki di Swedia pada 21 Januari lalu.