Denpasar – Semangat kearifan lokal muncul dalam pelaksanaan Survey Nasional Daya Tangkal Masyarakat terhadap Radikalisme di Bali. Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) setempat akan menggunakan pendekatan penanganan terhadap korban aksi terorisme.
“Kami banyak melakukan kegiatan secara mandiri, karena penanganan terhadap korban terorisme oleh Pemerintah kami rasakan belum maksimal,” kata Kabid Penelitian dan Kajian FKPT Bali, I Ketut Rai Setiabudhi, dalam pembukaan kegiatan Coaching Leader Enumerator Survey Nasional Daya Tangkal Masyarakat terhadap Radikalisme di Denpasar, Rabu (17/5/2017).
Ray mengatakan, pencegahan terorisme harus dilakukan secara adil dan merata, termasuk melibatkan korban aksi terorisme.
“Kita harus bisa mencegah munculnya rasa dendam para korban hanya karena merasa tidak diperhatikan. Ini penting dalam hal pencegahan terorisme,” tegas Ray.
Survey Nasional Daya Tangkal Masyarakat terhadap Radikalisme, lanjut Ray, bisa dijadikan sarana pencegahan munculnya rasa ketidaknyamanan para korban aksi terorisme.
“Saya sudah baca materi surveynya, ada pertanyaan terkait kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dalam hal penanganan terorisme. Ini penting mengingat penanggulangan terorisme memerlukan sikap saling percaya antara masyarakat dan pemerintah khususnya aparat penegak hukum,” jelas Ray.
Guru Besar di Universitas Udayana tersebut menegaskan FKPT Bali siap melaksanakan survey yang digagas oleh BNPT. “Bali masih menjadi daerah yang rawan aksi terorisme, dan kami siap membantu BNPT melakukan pencegahan,” tuntasnya.
Survey Nasional Daya Tangkal Masyarakat terhadap Radikalisme digagas oleh BNPT untuk menjadi tolak ukur dalam kegiatan pencegahan terorisme ke depan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan melibatkan beberapa pihak sebagai reviewer hasil survey, antara lain Baltbang Kementerian Agama RI, The Nusa Institute, dan Daulat Bangsa. [shk/shk]