Sumatera Utara Aman Tapi Harus Tetap Waspada

Dalam Dialog Pencegahan Radikalisme Dan Terorisme Melalui Media, Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumatera utara menggundang salah satu narasumber yang sudah tidak asing lagi dikalangan akademisi yaitu Prof. Syahrin Harahap, MA menyampaikan Bawasannya Sumatera Utara ialah daerah yang relatif aman dari ancaman terorisme hingga saat ini.

“Aksi fisik belum ada , akan tetapi potensi tetap harus diantisipasi seperti perkelahian antar kampung, konflik investor dengan masyarakat dan lainnya,” kata Prof. Syahrin Harahap, MA

Ia menyampaikan hal tersebut dalam acara Dialog Pencegahan Radikalisme Dan Terorisme Melalui Media Menurut dia sebelum terjadi pada tingkat yang lebih tajam harus dilakukan pencegahan salah satunya melalui media massa.

“media adalah kelompok central yang memiliki posisi sebagai pembentuk opini masyarakat atau stigma masyarakat akan suatu berita tentang radikalisme dan terorisme”.

hal tersebut dapat dilakukan dengan mengawasi berita dan informasi yang berkembang serta membuat wacana untuk menangkal konsep yang salah tentang terorisme.

Selain itu perlu dilakukan sistem deteksi dini di seluruh wilayah guna meningkatkan kewaspadaan terhadap tumbuhnya jaringan terorisme, lanjut dia.

Sementara Dewan Pers, Jimmy Silalahi mengkritik pola pemberitaan sejumlah media massa di Tanah Air tentang terorisme karena dinilai melanggar etika.

“Satu-satunya negara di dunia yang medianya ceroboh dalam memberitakan operasi penangkapan teroris dengan menggelar siaran langsung secara detail hanya di Indonesia, kata dia.

Menurut Jimmy di negara lain tidak pernah ada media yang menyiarkan secara langsung operasi penangkapan teroris karena dikhawatirkan bisa menggagalkan operasi.

“Di seluruh dunia tidak ada siaran seperti itu, di Indonesia awalnya sekilas info malah berlanjut menjadi siaran langsung sembilan jam, itu tidak boleh,” ujar dia.

Jimmy juga mengkritik media yang memutar berulang-ulang detik-detik ledakan bom dimana hal ini akan menimbulkan trauma bagi korban.

Ada juga yang memutar rekaman pesan terakhir pelaku bom bunuh diri, padahal begitu bom meledak mereka sudah meninggal, ini kan artinya media meneruskan pesan pelaku terorisme, kata dia.

Menyikapi hal itu Dewan Pers telah menyusun peraturan tentang peliputan terorisme yang tertuang dalam Peraturan Dewan Pers Nomor 01/Peraturan-DP/IV/2015.
Dalam penutupan sekertaris FKPT Sumatera Utara Drs. Zulkarnain Nasution, MA “Menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnnya karna acara dialog ini berhasil dengan sukses dan lancar beliau juga menyampaikan bawasannya jumlah peserta undangan melebihi target itu jelas membuktikan bawasannya ada ketertarikan atau keingin tahuan dari setiap elemen masyarakat yang ingin mengetahui apa itu terorisme, apa itu radikalisme dan lain sebagainnya” ujar beliau (FAMDMP)

sumber : fkptsumut.damai.id.