Jakarta – Penyebaran berita bohong atau hoax sebagai bentuk kampanye hitam akan sulit dibendung pada pelaksanaan Pilkada serentak 2018. Itu tidak lepas dari cara-cara lama para kandidat dan tim suksesnya untuk menjatuhkan lawan-lawannya.
Pernyataan itu diungkapkan Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, A Bakir Ihsan. Ia mengatakan, di masa puber media sosial (medsos) merangsang setiap yang berkepentingan mengekspresikan beragam cara untuk eksis. Menurutnya, walaupun sudah ada undang-undang yang mengaturnya pubertas medsos sering mengalahkannya.
“Apalagi dalam kontestasi politik, peluang untuk perang hoax akan tetap terjadi,” ujarnya dikutip dari sindonews.com, Selasa (9/1/2019).
Bakir menilai, hal ini dimungkinkan karena belum adanya kontrol dan tindakan yang tegas dan konsisten terhadap pelaku hoax. Terlebih belum kuatnya kesadaran masyarakat untuk menolak hoax atau menempatkannya sebagai sampah.
“Apa yang sesuai dengan kepentingannya, walaupun itu hoax, akan diaminkan dan diviralkan,” pungkasnya.