Bogor – Gelaran BNPT Video Festival menuai sukses besar di tahun 2016, baik dari sisi pelaksanaan maupun manfaat. Sebagai wujud keberlanjutan, kegiatan yang sama kembali dilaksanakan di tahun 2017 dengan disertai sejumlah perubahan mekanisme.
Kepala Sub Direktorat Kewaspadaan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme(BNPT), Andi Intang Dulung, mengatakan BNPT Video Festival 2016 menghasilkan 552 video pendek yang dilombakan dan diunggah ke media sosial Youtube yang dilihat oleh 14.820.000 kali.
“Video-video itu menjadi alat counter terhadap video ajaran radikalisme terorisme yang selama ini banyak ditemukan di Youtube. Kami menilai kegiatan tahun 2016 sukses, karena manfaatnya sangat terasa,” kata Andi Intang di kantor BNPT, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (5/4/2017).
Pendamping bidang Pemberdayaan Pemuda dan Perempuan Subdit Kewaspadaan BNPT, Fahrudin, menyebut beberapa perubahan teknis pelaksanaan lomba video pendek BNPT di tahun 2017. Antara lain nama-nama mentor yang tidak lagi melibatkan Dhandy Dwi Laksono dan adanya kelas pelatihan sebelum perlombaan.
“Untuk Mas Dhandy tahun ini tidak terlibat karena kesibukannya. Sementara untuk pelatihan memang kami adakan agar kualitas video yang dilombakan semakin baik,” ungkap Fahrudin.
Khusus kelas pelatihan, lanjut Fahrudin, tahun ini BNPT menggandeng sejumlah sosok dari dunia perfilman di Indonesia, antara lain Mathias Muchus, Jajang C. Noor, Teuku Rifnu Wikana, Teo Pakusadewo, Wulan Guritno, Dewi Irawan, Prisia Nasution, Lukman Sardi, dan Verdy Sulaiman. “Artis-artis itu kami hadirkan setiap kegiatan pelatihan di 32 provinsi. Mereka bergiliran hadir sebagai motivator agar pelajar yang akan menjadi peserta lomba mendapatkan motivasi lebih dalam berkarya,” jelasnya.
Terkait mekanisme lomba, Fahrudin mengatakan tidak banyak perubahan. Durasi video yang dilombakan maksimal 5 menit, dan peserta diwajibkan mengunggahnya di media sosial Youtube yang juga dijadikan sebagai salah satu parameter penilaian.
“Jadi selain video terbaik dan cerita terbaik, nanti ada kategori yang penilaiannya berdasarkan seberapa banyak video itu ditonton di Youtube,” kata Fahrudin.
Sementara Direktur Pencegahan BNPT, Hamidin, menyebut lomba video pendek sebagai sebuah terobosan besar dalam upaya pencegahan terorisme. Dikatakannya, jaringan pelaku terorisme saat ini menjadikan anak-anak usia muda sebagai sasaran perekrutan, dan hal tersebut antara lain bisa dicegah melalui keterlibatannya dalam lomba video pendek.
“Jadi selain menumbuhkan nasionalisme yang mencegahnya terpapar paham radikal terorisme, dengan kita arahkan mengikuti lomba mereka juga terhindar dari kemungkinan disibukkan pada aktifitas-aktifitas yang berujung pada terorisme. (Kegiatan) ini sangat besar manfaatnya,” pungkas Hamidin. [shk]