Sri Yunanto, Ph.D : Terorisme Merupakan Ancaman Dunia dan Indonesia

Yogyakarta – Kelompok Ahli BNPT Sri Yunanto memaparkan perkembangan sepak terjang kelompok radikalisme dalam upaya melakukan propaganda, perekrutan hingga amaliyah (bom bunuh diri) yang dilakukan oleh kelompok tersebut pada kegiatan Dialog Paham Radikal Terorisme dan ISIS Bersama Muhammadiyah di gedung Sportorium UMY. Kamis, 28/07/2016.

Dalam paparnnya dihadapan 1000 warga dan pelajar Yogyakarta yang memadati tempat acara, Yunanto secara gamblang menjelaskan bahwa negara-negara eropa dan asia tidak terkecuali Indonesia masih dalam ancaman kelompok teroris untuk melakukan berbagai aksi teror, karena kelompok radikal terutama yang sudah berafiliasi dengan ISIS/Daes melalui juru bicaranya telah mengikrarkan bulan Ramadhan sebagai bulannya Jihad.

Ancaman ISIS/Daes untuk melakukan penyerangan pada bulan Ramadhan bukan hanya asal gertak, terbukti dengan beberapa kali terjadi ledakan bunuh diri di Prancis, Turki dan Jerman. Kawasan Timur dan Asia yang merupakan negara dengan penduduk muslim relative besar tidak luput dari serangan kelompok radikal, pada bulan Ramadhan terjadi bom bunuh diri di Madinah dan Jeddah.

Pada Akhir Ramadhan masyarakat Indonesia dikejutkan dengan bom bunuh diri yang diledakkan di Solo, peledakan dilakukan oleh seorang warga bernama Nur Rohman, beberapa bom bunuh diri yang terjadi di eropa hingga Indonesia mengindikasikan bahwa ancaman terorisme di dunia masih sangat rentan terjadi

Beberapa faktor yang menjadi penyebab seseorang tertular virus paham radikal dapat teridentifikasi dari berbagai cirri, antara lain : seseorang yang sudah mulai berpikiran hanya hitam dan putih, berpikir tertutup, berpikiran ekslusif, literalis, menolak tafsir tidak mau dialog, agama sebagai doktrin, menolak agama sebagai ilmu pengetahuan, kemiskinan, kurangnya pendidikan agama yang damai.

Anggota kelompok radikal banyak dari kalangan pemuda, karena pemuda mempunyai sifat yang agresif, sifat yang demikian kemudian ditambah dengan pemahaman kemagamaan yang dangkal sehingga mudah terpapar virus paham radikal, namun demikian jika pemuda berpikiran cerdas dan terbuka maka akan sangat sulit untuk masuk menjadi bagian kelompok tersebut.

Diakhir paparanya Yunanto menghimbau kepada seluruh peserta yang hadir dalam kegiatan dialog untuk lebih teliti dalam menerima berbagai macam ajaran sehingga masyarakat terutama pelajar tidak mudah untuk terjangkit virus paham radikal yang sangat berbahaya.