Jember – Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari Sabang sampai Merauke terdiri atas ratusan suku, adat istiadat, dan agama. Untuk itu, Ny Sinta Nuriyah mengingatkan masyarakat tentang pentingnya pluralisme dan kerukunan antarumat beragama untuk menjaga keutuhan NKRI.
“Apa pun agama, suku, dan bangsanya, manusia harus tetap dihormati, jangan dihina dan dibenci,” katanya dalam sahur bersama kaum duafa di Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, Jember, Senin (19/6/2017).
Menurut istri Presiden Indonesia ke-4 Abdurrahman Wahid itu, Indonesia yang terdiri dari berbagai macam agama, suku, budaya dan bahasa harus dijaga bersama. Intinya masyarakat harus menghormati antarsesama.
“Saya mengajak masyarakat untuk menghormati nilai-nilai kebhinekaan dan menjaga NKRI karena masih banyak yang belum memahami arti penting pluralisme seperti harapan yang dicita-citakan Gus Dur,” tuturnya.
Shinta juga meminta masyarakat hidup dengan penuh persaudaraan sehingga tidak boleh saling mencaci, membenci, menjatuhkan dan bermusuhan.
“Saya mengimbau, agar media sosial difungsikan untuk kebaikan, bukan untuk saling fitnah yang dapat menyebarkan kebencian antarsesama manusia,” ucap tokoh perempuan yang juga pendiri organisasi Puan Amal Hayati itu seperti dikutip Antara.
Sama seperti sang suami Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Sinta Nuriyah juga terus mengampanyekan pentingnya pluralisme dan kerukunan antarumat beragama di Indonesia.