Binjai – Pemerintah Kota Binjai menegaskan pentingnya peran Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai garda etik dan moral di tengah pesatnya perubahan sosial dan digital. Penegasan itu disampaikan Wali Kota Binjai, Drs. H. Amir Hamzah, M.AP, saat membuka Rapat Kerja MUI Kota Binjai di Teras 88, Jalan T. Amir Hamzah, Rabu (10/12).
Dalam arahannya, Amir Hamzah menyoroti tantangan baru yang dihadapi masyarakat, mulai dari derasnya arus informasi digital, penyebaran hoaks, hingga meningkatnya kebutuhan pembinaan generasi muda. Menurutnya, MUI memiliki posisi strategis untuk membantu masyarakat tetap berada pada koridor moderasi, kedamaian, dan literasi keagamaan yang sehat.
“Ikhtiar kita bukan hanya menjalankan rutinitas organisasi, tetapi merumuskan program yang relevan dengan situasi hari ini,” ujarnya. “MUI harus menjadi rujukan masyarakat dalam hal literasi keagamaan yang menyejukkan serta panduan moral di tengah era digital.”
Wali kota menambahkan bahwa Pemkot Binjai terus berkomitmen menjadikan pembangunan moral dan religius sebagai fondasi pembangunan kota. Karena itu, ia berharap sinergi dengan MUI semakin diperkuat, terutama dalam edukasi anti-hoaks, program dakwah yang adaptif, serta penguatan harmoni antarumat beragama.
“Pembangunan kota tidak cukup hanya dengan infrastruktur. Kita ingin Binjai tumbuh sebagai kota yang maju, tetapi juga berakhlak dan toleran,” tegasnya.
Amir Hamzah juga mengajak MUI untuk tetap menjadi mitra strategis pemerintah dalam menegakkan nilai Islam rahmatan lil ‘alamin, sekaligus menjaga ruang publik agar tetap damai dan berkeadaban.
Rapat kerja kemudian berlanjut dengan pemaparan dan diskusi internal mengenai agenda prioritas MUI Kota Binjai untuk periode mendatang, termasuk penguatan peran ulama dalam pembinaan umat dan generasi muda.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!