Ankara – Pemerintah Turki tampaknya meradang terkait dengan rencana AS untuk melakukan pembicaraan damai Suriah. Salah satu sebab yang membuat marah pemerintah Turki terkait dengan rencana pembicaraan damai yang akan digelar di Astana, Kazaktan, itu adalah rencana AS untuk mengundang perwakilan dari Kurdi. Bagi Turki, Kurdi tidak ubahnya kelompok teroris pula, karenanya pembicaraan damai ini dipandangnya tidak lebih dari sekedar omong kosong.
Dikutip dari Ekurd Daily, Minggu (16/01/17), menteri luar negeri Turki, Mevlut Cavusoglu tidak dapat menyembunyikan kegeramannya terhadap rencana AS. “Jika anda (AS) berniat mengundang kelompok teror (Kurdi) dalam perundingan, maka anda mungkin sekalian saja mengundang Al Nusra dan Daesh (ISIS),” ujarnya kepada wartawan.
Bagi Turki, kelompok Kurdi, terutama Partai Persatuan Demokrasi Kurdi (PYD) yang diyakini kuat memiliki hubungan dengan kelompok bersenjata Kurdi, adalah teroris. Kelompok ini diyakini pihak Turki memiliki kaitan erat dengan kelompok militan separatis Kurdi yang ada di Turki.
Turki bahkan tercapat berulang kali menganggu berbagai kerjasama AS dengan kelompok ini untuk ikut memerangi ISIS di Suriah.
“Kami tidak menyangkal peran dan kontribusi AS dalam perundingan ini, namun kami berharap agar pemerintahan AS yang baru berhenti bekerjasama dengan kelompok teroris,” lanjut Cavusoglu.
Sebelumnya, pemerintah AS, melalui pusat komando AS di Suriah mengungkapkan bahwa PYD harus dilibatkan dalam perundingan ini karena mereka juga warga Suriah. Atas rencana ini, Cavusoglu merutuk, “Pemerintahan AS yang sekarang benar-benar membuat kesalahan yang serius.”