Bogor – Ajang silaturahmi atau pertemuan antara korban dari aksi terorisme (penyintas) dengan mantan narapidana kasus terorisme (mitra deradiklaisasi) yang digelar untuk ketiga kalinya oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), diharapkan dapat mewujudkan Rekonsiliasi menuju Indonesia yang damai agar bangsa ini terhindar dari ancaman aksi terorisme.
Hal tersebut dikatakan Direktur Perlindungan BNPT, Brigjen Pol. Drs. Herwan Chaidir, pada acara Silaturahmi Kebangsaan antara Penyintas dan Mitra Deradikalisai yang digelar oleh Subdit Pemulihan Korban Aksi Terorime di Royal Safari Garden, Cisarua, Kabupaten Bogor, Selasa (30/3/2021)
“Kita lihat tadi judul daripada acara ini, Rekonsiliasi Menuju Indonesia Damai, tentunya kita berharap kedepan ini tidak ada lagi aksi teror. Kita bisa menyaksikan pada hari ini bagaimana ada sekitar 45 korban aksi bom terorisme yang kita sebut dengan penyintas dengan 10 para pelaku hadir disini untuk bersilaturahmi,” ujar Brigjen Pol Herwan Chaidir..
Dijelaskan Direktur Perlindungan, pihaknya mengelar acara ini sebagai upaya untuk melakukan suatu rekonsiliasi untuk menyamakan kembali, mendamaikan kedua hati dari kedua belah pihak ini. “Tentunya kita berharap kedepan ini para pelaku-pelaku bom itu berpikir dua kali ya, akibat dari pada aksi mereka itu telah menimbulkan resiko resiko yang sangat luar biasa kepada orang-orang lain,” ujar alumni Akpol tahun 1987 ini.
Untuk itu menurutnya maka selama dua hari tersebut pihaknya beruisaha untuk dapat membuat kegiatan sebagai upaya untuk mempertemukan antara kedua belah pihak ini, baik para pelaku dan para penyintas ini.
“Sehingga paling tidak para korban bom ini merasa lebih ada perhatian dari kita, dalam hal ini dari negara melalui BNPT,” kata mantan Kasub Detasemen Bantuan Densus 88/Anti Teror Polri ini
Dan tujuan lain menurutnya, dari para pelaku bom ini tersebut pihaknya berharap agar para mitra deradikalisasi ini bisa melihat apa yang penyintas itu rasakan dari situasi yang mereka ciptakan waktu itu dengan melakukan pengeboman dan lain sebagainya sehingga berakibat kepada korban korban berjatuhan
“Nah inilah yang kita harapkan, di satu sisi ada yang merasa menyesal, dan satu sisi ya kita para penyintas ini merasa lebih kuat, bahwasanya mereka tidak berjalan sendiri, tetapi ada pemerintah yang memperhatikan mereka. Dimana perintah disini representasi adalah dari BNPT itu sendiri,” kata mantan Kapolres Gorontalo ini,
Dikatakannya, pihaknya selama ini sudah ketiga kali melakukan kegiatan ini,sehingga diharapkan dengan adanya kegiatan ini para penyintas bisa lebih kuat dan lebih kuat lagi. Dan BNPT sendiri menurutnya akan terus merawat dan mengawal para penyintas ini hingga akhir hayat.
“Karena mereka (penyitas) ini juga menderita sampai akhir hayat mereka juga, karena mereka mengalami penderitaan ini tidak cuma 2 bulan, 2 tahun atau 10 tahun untuk kemudian bisa kembali pulih,” tuturnya.
Karena akibat dari peristiwa yang dialami para penyitas itu menurutnya para penyintas ini mengalami rasa sakit sampai akhir hayatnya. Maka dari itu pemerintah ada melalui BNPT ini untuk mengayomi para penyintas, untuk memberikan pelayanan, merawat dan menjaga mereka.
“Sehingga mereka tidak merasa termarjinalkan atau merasa sendiri dan di dalam hidup mereka. Sehingga dengan adanya BNPT bisa hadir di tengah-tengah kehidupan mereka, maka mereka juga akan lebih tegar menghadapi cobaan seperti ini,” katanya mengakhiri.
Seperti diketahui, acara Silaturahmi Kebangsaan antara penyinta dan mitra deradikalisai ini dibuka langsung oleh Kepala BNPT, Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, MH yang juga disaksikan langsung oleh Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Dr. Hasto Atmojo Suroyo, M.Krim. Hadir pula Sekretaris Utama (Sestama) BNPT, Mayjen TNI Untung Budiharto serta Direktur Utama (Dirut) PT PNM, Arief Mulyadi.
Selain itu hadir pula Direktur Deradikalisai, Prof. Dr. Irfan Idris, MA, Kepala Biro Perencanaan, Hukum dan Humas BNPT, Kasubdit Pemulihan Korban Aksi Terorisme BNPT Kolonel Czi. Roedy Widodo, Kasubdit Bina Dalam Masyarakat BNPT, Kolonel Sus.Solihudin Nasution dan pejabat BNPT lainnya.