Jakarta – Peneliti terorisme dari International Crisis Group (ICG) Sidney Jones mengungkapkan paska teror bom di kota Paris, Jumat (13/11/2015) lalu, Indonesia dinilai sangat rawan dengan ancaman aksi terorisme serupa. Banyaknya Warga Negara Indonesia (WNI) yang bergabung ke kelompok militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) serta masih banyaknya simpatisan di Tanah Air, dinilai sebagai ancaman nyata bagi perdamaian Indonesia.
Penilaian itu disampaikan Sidney Jones saat menjadi pembicara pada pada pertemuan Kapolda Metro Jaya dengan Duta Besar (Dubes) negara sahabat yang bertema ‘Jakarta Police Chiefs Briefing on Terorisme to Foreign Missions In Jakarta di Aula Mapolda Metro Jaya, Rabu (18/11/2015). Hadir juga dalam acara itu perwakilan dari Badan Nasional Pennggulangn Terorisme (BNPT) yaitu Direktur Pencegahan Brigjen Pol Hamidin, Direktur Perlindungan Brigjen Pol Herwan Chaidir, dan Direktur Deradikalisasi Prof Dr Irfan Idris MA.Menurut Jones, langkah antisipasi wajib dilakukan pemerintah Indonesia dengan segenap lembaga yang ada demi untuk menghindari kemungkinan terjadinya aksi terorisme.
“Indonesia selalu rawan dengan aksi terorisme. Setelah berbagai teror yang dulu dilakukan kelompok-kelompok seperti Jemaah Islamiyah, Jamaah Ansyarut Tauhid (JAT), kini ancaman ISIS makin nyata di depan mata. Lihat saja, ISIS sudah membuat propaganda di internet (dunia maya) dengan berbahasa Indonesia. Bahkan setelah bom Paris itu, ada video di Youtube yang isinya perayaan bom tersebut juga dengan bahasa Indonesia,” papar Jones.
Menurut Sidney Jones, itu menjadi fakta bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang menjadi target utama ISIS. Bahkan sejak Maret 2015 lalu, ISIS telah membuka cabang di Indonesia dengan masuknya Ansyarud Daulah Islamiyah dalam struktur ISIS menggantikan Jamaah Ansyarut Tauhid (JAT) dan Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Jones menilai, meleburkan kelompok pro ISIS dengan kelompok-kelompok teroris lokal di Indonesia seperti JI tentunya sangat berbahaya. Pasalnya JI memiliki visi dan strategi, sedangkan ISIS juga tengah menggalang kekuatan dimana-mana.
“Lebih bahaya lagi bila orang-orang Indonesia yang bergabung ke ISIS terus kembali ke Indonesia. Tentunya keberadaan mereka harus dimonitor karena bila mereka bergabung dengan kelompok yang ada di Indonesia, maka aksi mereka akan sangat menakutkan,” kata Jones.
Fakta itulah, ungkap Jones, yang harus digunakan pemerintah Indonesia, baik melalui Polri, TNI, BNPT, dan masyarakat lainnya untuk benar-benar mengantisipasi ISIS. Sekecil apapun hal-hal yang berbau ISIS harus cepat ditanggulangi dan kalau perlu dimatikan.