Jakarta – Menteri Sosial (Mensos), Khofifah Indar Parawansa menyatakan, sejak awal tahun 2017 hingga saat ini, sudah ada 129 warga negara Indonesia (WNI) yang dikirim ke panti milik Kementerian Sosial. Mereka merupakan orang-orang yang dideportasi dari negara lain, lalu diserahkan ke Kemensos oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.
“Sejak Januari 2017 sudah ada 129 orang yang oleh Densus 88 dikirim ke shelter Kemensos,” kata Khofifah di sela-sela kegiatan HUT ke 13 relawan Tagana di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Jumat (24/3/2017).
Menurutnya, terakhir kali atau tepatnya, Rabu (22/3/2017), Kemensos menerima 12 orang WNI dari Densus 88. Mereka merupakan WNI yang dideportasi oleh Pemerintah Turki karena diduga terkait organisasi teroris ISIS.
Mereka terdiri dari empat wanita dewasa, tiga anak perempuan dan lima anak laki-laki. Mereka kemudian ditempatkan di Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Bambu Apus, Jakarta Timur.
Jumlah anak-anak WNI yang dideportasi Pemerintah Turki atas kasus terorisme, menurut dia, signifikan. Namun, Khofifah tidak menyebut jumlahnya pastinya. “Dari beberapa kali orang yang dideportasi dari Turki yang dikirim, jumlah anak-anak memang signifikan,” kata Khofifah.
Kepada 12 orang itu, Khofifah mengatakan, Kementerian Sosial (Kemensos) akan melakukan proses trauma healing dan trauma konseling, terutama kepada anak-anak sebelum nantinya mereka kembali ke daerah masing-masing. “Saat ini tim layanan dukungan psikososial tengah melakukan assesment kepada mereka,” pungkas Khofifah.