Jakarta – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI), Setya Novanto, mengapresiasi langkah yang dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi masuknya pengaruh paham radikal ISIS dengan salah satunya membangun pos lintas batas negara di sejumlah titik perbatasan.
Dikatakan, pengaruh paham radikal ISIS yang akhirnya melahirkan teror bom bunuh diri di berbagai tempat, sangat berpotensi mengancam wilayah NKRI. Semua harus satu kata bahwa aksi terorisme merupakan kejahatan luar biasa sehingga penanganannya harus dilakukan secara menyeluruh dan melibatkan semua pihak.
Kepada wartawan di gedung DPR RI, Senin (29/5/2017), Setya Novanto juga menyebutkan, apa yang terjadi di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, sangat tidak manusiawi. Semua itu membutuhkan penanganan khusus dan bantuan serta perhatian dari semua pihak agar paham radikalisme dan terorisme tidak menyebar.
Terkait dengan situasi yang tengah dihadapi pemerintah Filipina di Marawi, Mindanao, Ketua Umum Partai Golkar itu menegaskan bahwa pemerintah Indonesia mendukung penuh upaya Filipina dalam menumpas pengaruh ISIS di wilayah itu.
“Saya pastikan Indonesia mendukung penuh upaya negara Filipina untuk menumpas habis ISIS karena terorisme adalah musuh bersama, musuh seluruh bangsa dan negara di dunia,” jelasnya.
Setya Novanto menilai kekerasan yang dilakukan dalam praktik paham terorisme sudah pasti bertentangan dengan agama manapun. “Kekerasan bukanlah solusi penyelesaian masalah. Kekerasan tak pernah jadi pilihan sebuah agama untuk menjalankan ajaran dan mencapai misi. Jadi, dapat kita simpulkan bahwasanya terorisme tidak memiliki agama,” pungkas Setya Novanto.