Tarmiya – Sekelompok militan Irak menyerbu sebuah dusun pertanian di wilayah Tarmiya yang berjarak sekitar 25 mil sebelah utara Baghdad, Selasa (2/5) malam. Serbuan ini menewaskan 21 orang terdiri dari 18 pria, dua wanita dan seorang gadis 5 tahun dari suku Albu Faraj, suku lokal yang selama ini diketahui sebagai penentang keras kelompok ekstremis Sunni di daerah tersebut.
“Para penyerang bertopeng melepaskan banyak tembakan ke rumah warga. Kami sempat bingung bercampur takut karena para penyerang memakai seragam militer Irak,” kata Khaled al-Salah, salah seorang warga sebagaimana disitat nytimes, Kamis (3/5).
Dijelaskan Salah, para penyerang menyelinap ke desa usai salat Isya pada Selalu lalu. Mereka bergerak dengan mengarungi sungai di dekat desa. Begitu sampai, mereka langsung menuju rumah Rahim Marzouk, seorang pengacara setempat yang dikenal sangat proaktif membela para korban ISIS.
“Ketika Tuan Marzouk menjawab salam dan ketukan pintu, pria-pria bersenjata itu langsung memberondongi tembakan yang menewaskan Marzouk, istrinya, putranya yang beranjak remaja serta anak perempuannya yang baru berusia 5 tahun,” terang Salah.
“Saya dan anak saya langsung berlari mendekati rumah korban karena cuma berjarak beberapa meter saja. Tapi saya gagal mendekat karena ditembaki sejumlah pria yang berada di atap rumah.”
“Para penyerang sepertinya sudah tahu kami semua di sini saling terkait dan selalu berusaha saling bantu. Saya sendiri terkena pukulan di bahu saat berusaha menghindari serangan mereka,” imbuhnya lagi.
Saudara laki-laki dan keponakan Salah termasuk di antara 21 korban yang tewas akibat serangan ini. Sementara 13 warga lainnya mengalami luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Kelompok militan ISIS melalui media propagandanya, Amaq, mengklaim sebagai pihak yang bertanggungjawab atas serangan ini.
Jendral Qassim Attiyah, juru bicara Komando Operasi Baghdad, yang bertanggung jawab atas keamanan di sekitar Tarmiya, mengatakan para penyerang telah melarikan diri sebelum militer tiba di tempat kejadian. Upaya pengejaran yang dilakukan di ladang-ladang sekitarnya dan lahan pertanian juga tak meninggalkan petunjuk ke arah mana para penyerang itu pergi.
“Kami memohon kepada penduduk setempat untuk membantu kami,” kata Jenderal Attiyah. “Seseorang harus tahu ke mana mereka pergi.”
Daerah di sekitar Tarmiya memang telah lama dikenal sebagai surga bagi para militan. Wilayah pertanian yang dicap sebagai “Sabuk Baghdad” ini diketahui sebagai lokasi mendidik pelaku bom bunuh diri para militan ekstremis Sunni untuk menyerang pasukan Amerika di Irak.
Aksi penyerangan ini juga meningkatkan kehawatiran keamanan setempat mengingat pada 12 Mei mendatang Irak berencana menggelar pemilihan nasional.