Kabul – Serangan udara militer Afghanistan yang didukung pasukan koalisi pada akhir pekan lalu dilaporkan berhasil membunuh Saad Arhabi, seorang pemimpin dari kelompok separatis Islamic State (ISIS).
Arhabi terbunuh bersama 10 militan yang merupakan anak buahnya di timur Provinsi Nangarhar, dekat dengan perbatasan Pakistan. Demikian diwartakan AFP, Sabtu (25/8).
Arhabi menjadi pemimpin ISIS cabang Afghanistan keempat yang tewas terbunuh sejak kelompok teror itu pertama kali muncul sekitar 2014. Informasi badan intelijen juga menyebut sejumlah besar senjata, amunisi dan bahan peledak telah turut dihancurkan dalam serangan udara yang sama.
Kematian Arhabi ini juga sudah dikonfirmasi oleh juru bicara gubernur, Attaullah Khogyani. Pasukan AS di Afghanistan juga mengkonfirmasi bahwa mereka telah melakukan serangan di lokasi yang digambarkan oleh para pejabat Kabul dan menyebut serangan menargetkan seorang pemimpin senior dari organisasi teroris.
Serangan udara yang dilancarkan pemerintah Afghanistan bersama pasukan koalisi itu dilakukan sebagai balasan atas penyerangan mematikan oleh kelompok ekstremis itu.
“Seorang emir Daesh di Afghanistan bersama dengan 10 orang lainnya telah tewas terbunuh,” kata Direktorat Keamanan Nasional dalam pernyataannya, menyebut nama lain ISIS dalam bahasa Arab.
Jumlah militan ISIS di Afghanistan saat ini diperkirakan tinggal sekitar 2.000 orang. Namun kehadiran mereka cukup kuat, terutama di Nangarhar, dan baru-baru ini di utara Provinsi Jowzjan.
ISIS telah mengklaim bertanggung jawab atas sejumlah aksi di Afghanistan dalam beberapa waktu terakhir. Di antaranya saat serangan bunuh diri yang menargetkan aksi protes di luar kantor komisi pemilu di Jalalabad dan menewaskan dua orang.
Juga sejumlah serangan mematikan, termasuk terhadap instalasi pemerintah dan pemboman sebuah sekolah di Kabul yang menewaskan sedikitnya 37 orang.