Damaskus – Eskalasi militer melalui serangan udara gencar ke Desa Al-Qasr, Provinsi Hasakeh yang dikuasai kelompok pemberontak Islamic State (ISIS) di Suriah, Selasa (1/5) menewaskan puluhan warga sipil. Sedikitnya tercatat 23 warga yang tewas, termasuk 10 orang di antaranya anak-anak.
Demikian dilaporkan Grup Pengawas Syrian Observatory for Human Rights atau SOHR sebagaimana dikutip dari AFP, Selasa (1/5).
SOHR memang belum bisa memastikan pihak mana yang melancarkan serangan udara mematikan tersebut. Namun SOHR tetap menyayangkan target serangan justru memakan puluhan korban jiwa warga sipil.
“Sampai saat ini kami belum tahu serangan udara itu dilakukan pasukan Suriah yang dibantu Rusia, pasukan Irak, atau dari koalisi pimpinan Amerika Serikat,” jelas SOHR.
Sementara itu, Koalisi AS pendukung aliansi Kurdi-Arab yang memerangi ISIS di perbatasan Suriah-Irak, membantah telah melancarkan serangan di Al-Qasr.
“Berdasarkan catatan kami, tidak ada serangan udara di area tersebut,” jelas koalisi dalam pernyataan tertulis kepada AFP.
Sejak mendeklarasikan kekhilafan di wilayah Suriah dan Irak pada 2014, saat ini ISIS diketahui sudah kehilangan banyak wilayah pendudukan di kedua negara tersebut. Di Suriah, ISIS bahkan menghadapi serangan dua sisi — satu dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS dan satu lagi dari milisi pro Rusia.
Pada pekan lalu, koalisi AS mengakui telah melakukan serangan yang menewaskan 28 warga sipil di Irak dan Suriah pada 2017.
Sedangkan pada Februari lalu, SOHR melaporkan serangan udara koalisi AS menewaskan 25 warga sipil, termasuk tujuh anak-anak, di Desa Shaafah, Provinsi Deir Ezzor, dan area sekitarnya.
Namun Koalisi AS beralibi sudah tegas mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menghindari korban jiwa dari warga sipil.