Soum – Serangan teroris bersenjata di Burkina Faso utara pada Selasa menewaskan 35 warga sipil, hampir semuanya perempuan. Selain itu, tujuh tentara dan 80 kelompok bersenjata juga terbunuh dalam serangan di pangkalan militer dan kota Arbinda di Provinsi Soum.
Burkina Faso, berbatasan dengan Mali dan Niger, menjadi target rutin serangan, dimana ratusan korban tewas sejak 2015 ketika kekerasan meluas di wilayah Sahel.
“Sebuah kelompok besar teroris secara serentak menyerang pangkalan militer dan populasi warga sipil di Arbinda,” kata Kepala Staf Angkatan Darat dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Aljazeera, Rabu (25/12).
“Aksi heroik tentara kami berhasil menewaskan 80 teroris,” kata Presiden Roch Marc Christian Kabore.
“Serangan ini mengakibatkan meninggalnya 35 warga sipil, terbanyak perempuan,” lanjutnya.
Menteri Komunikasi dan juru bicara pemerintah, Remis Dandjinou kemudian mengatakan 31 korban sipil adalah perempuan. Presiden mendeklarasikan dua hari sebagai hari berkabung nasional.
Serangan pagi itu dilakukan puluhan anggota kelompok teroris dengan sepeda motor dan berlangsung beberapa jam sebelum angkatan darat yang didukung angkatan udara berhasil mengalahkan mereka, kata militer.
Tidak ada kelompok yang secara langsung mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi kekerasan agama di Burkina Faso dihubungkan dengan kelompok Al Qaidah dan ISIS.
Menurut PBB, di Burkina Faso, 700 orang terbunuh dan sekitar 560.000 orang mengungsi. Serangan sering terjadi di wilayah timur dan utara negara tersebut, bahkan ibu kota Ouagadougou diserang tiga kali.
Sebelum serangan Selasa kemarin, pasukan keamanan Burkina mengatakan mereka telah membunuh sekitar 100 teroris dalam sejumlah operasi sejak November.