Kabul – Insiden serangan teroris di rumah sakit bersalin di Kabul, Afghanistan pada Selasa, (12/5) pekan lalu menyisakan duka mendalam. Salah satu korban adalah ibu yang sudah menanti tujuh tahun demi mendapatkan seorang bayi.
Warga setempat menggambarkan mendengar dua ledakan kemudian tembakan pada awal serangan sekitar pukul 10:00 pada Selasa. “Sekitar 140 orang berada di rumah sakit pada saat itu,” seorang dokter yang melarikan diri mengatakan kepada BBC.
Bangsal bersalin di rumah sakit dijalankan oleh badan amal medis internasional Médecins sans Frontières (MSF) dan beberapa dari mereka yang bekerja di sana adalah orang asing
“Kepanikan total terjadi saat serangan itu berlangsung,” kata dokter lain kepada kantor berita AFP, Jumat, (15/5).
Ramazan Ali, seorang penjual yang melihat serangan dimulai, mengatakan: “Para penyerang menembaki siapa pun di rumah sakit ini tanpa alasan.”
Menurut keterangan MSF, Seorang ibu melahirkan selama serangan itu. Zainab melahirkan tepat sebelum serangan itu. Dia menamai bayi laki-lakinya Omid, yang berarti ‘harapan’ dalam bahasa setempat, karena butuh bertahun-tahun untuk dirinya bisa mengandung anak.
Disadarkan oleh keributan ketika dia mengunjungi kamar mandi, ibu baru itu bergegas kembali dan menemukan anaknya yang baru berusia empat jam meninggal. ‘Harapannya’ yang dinantikannya selama tujuh tahun sudah tidak bernyawa lagi.
“Saya membawa menantu perempuan saya ke Kabul agar dia tidak kehilangan bayinya,” kata Zahra Muhammadi, ibu mertua Zainab, dalam kesedihannya.
“Hari ini kita akan membawa mayatnya ke Bamiyan,” imbuhnya.
Pasukan khusus Afghanistan menyelamatkan 100 wanita dan anak-anak, termasuk tiga orang asing, kata seorang pejabat kepada BBC. Ketiga penyerang, yang dilaporkan telah mendapatkan akses berpakaian seperti polisi, semuanya dibunuh oleh petugas keamanan.
Gambar-gambar dari tempat kejadian menunjukkan tentara yang membawa bayi yang baru lahir dibungkus selimut yang berlumuran darah hingga selamat. Hingga saat ini belum ada pihak yang mengaku bertanggungjawab atas serangan dan Taliban membantah berada di balik insiden itu.