Borno – Setidaknya 19 orang tewas dalam serangan kelompok teroris boko haram di negara bagian Borno, Nigeria pada Sabtu kemarin. Korban tewas dalam serangan terhadap konvoi militer di Gudumbali itu terdiri dari 15 tentara dan empat anggota Gugus Tugas Gabungan.
“Sejumlah prajurit juga terluka dalam serangan tersebut,” kata juru bicara militer Nigeria Mohammed Yerima, dikutip Anadolu Agency, Minggu (14/3).
Penasihat keamanan nasional Nigeria Babagana Monguno mengumumkan bahwa negaranya tidak akan bernegosiasi dengan Boko Haram. Ia juga menegaskan bahwa Nigeria tidak menganggap negosiasi sebagai cara efektif dalam mengatasi memburuknya kondisi keamanan dalam negeri.
Boko Haram memulai pemberontakannya pada 2009 di Nigeria. Aksi mereka kemudian merembet hingga ke beberapa negara tetangga, termasuk Niger, Chad, dan Kamerun. Alhasil, Nigeria dan beberapa negara pun membentuk pasukan gabungan.
Lebih dari 30 ribu orang tewas dan hampir 3 juta lainnya kehilangan tempat tinggal akibat sepak terjang Boko Haram dalam 10 tahun terakhir di Nigeria.
Menurut keterangan Agensi Pengungsian Perserikatan Bangsa-Bangsa, aksi kekerasan Boko Haram berimbas pada 26 juta warga di kawasan Lake Chad dan juga telah membuat 2,6 juta lainnya kehilangan tempat tinggal.
Setidaknya 30 mahasiswa dinyatakan hilang usai pasukan Nigeria menyelamatkan 180 orang dari lokasi serangan bandit bersenjata di sebuah universitas di Kaduna, Nigeria. Menurut keterangan komisaris keamanan internal Samuel Aruwan, serangan terjadi pada Kamis kemarin di universitas Federal College of Forestry Mechanization di wilayah Mando.
Otoritas Nigeria tidak menyebutkan apakah bandit yang dimaksud adalah Boko Haram atau grup lain.
Beberapa hari lalu di Borno, pasukan khusus Nigeria telah membunuh 33 militan Boko Haram. Pertempuran antara pasukan pemerintah dan Boko Haram terjadi di wilayah Chikingudu.