Mindanao – Serangan bom menghantam warung internet (warnet) di wilayah Isulan, FIlipina Selatan, akibat ledakan tersebut 15 orang terluka dan satu orang meninggal dunia.
Diansir dari Reuters, ledakan bom ini merupakan serangan kedua yang terjadi. Sebelumnya bom meledak terjadi pada Selasa (28/8) lalu.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan yang terjadi di Isulan, sebuah kota di Pulau Mindanao selatan. Namun pihak militer Filipina menduga serangan dilakukan Bangsamoro Islamic Freedom Fighters (BIFF). Militer tengah memburu orang-orang di balik serangan ini.
“Kami meyakini BIFF adalah pihak yang bertanggung jawab. Kelompok ini muncul untuk menabur kekacauan,” kata Jenderal Angkatan Darat Filipina, Cirilito Sobejana, kepada AFP.
“Tidak ada kelompok lain yang berani melakukan pemboman dan tidak ada kelompok lain yang tertarik untuk membom tanpa alasan,” tambahnya.
BIFF juga disalahkan atas ledakan yang menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 30 orang pada Selasa (28/8) lalu di depan sebuah kios pakaian yang ada di jalanan kawasan Isulan di Provinsi Sultan Kudarat saat digelarnya festival jalanan. Lokasi ledakan ini hanya berjarak 500 meter dari lokasi peristiwa terbaru ini.
Mindanao memiliki minoritas Muslim yang besar. BIFF adalah faksi sempalan kelompok separatis Muslim yang menandatangani perjanjian damai 2014 dengan pemerintah untuk mengakhiri 50 tahun konflik yang telah menewaskan 120.000 orang dan menelantarkan 2 juta orang di selatan Filipina yang kebanyakan Katolik.
Pulau Mindanao merupakan pulau terbesar kedua di Filipina, yang sebagian wilayahnya diselimuti pemberontakan kelompok Maoist dan kelompok separatis selama bertahun-tahun. Situasi rawan konflik di Mindanao membuat aktivitas bandit dan pengaruh kelompok radikal ISIS tumbuh subur.