Serangan Bom Bunuh Diri Terhadap Konvoi Militer, Pakistan Tuduh
Dilakukan Teroris Afghanistan

Bannu – Pihak berwenang Pakistan mengungkapkan bahwa serangan bom
bunuh diri terhadap konvoi militer di kawasan barat laut negara itu,
Senin (27/11/2023, menewaskan dua warga sipil. Media militer
melaporkan bahwa serangan hari Minggu di Bannu, distrik garnisun di
provinsi Khyber Pakhtunkhwa, juga mencederai tujuh warga sipil dan
tiga tentara.

Dikutip dari VoA, militer setempat menyebutkan pelaku serangan bom
bunuh diri mengendarai sepeda motor kemudian meledakkan dirinya di
dekat konvoi. Ditambahkan bahwa operasi pencarian setelah serangan itu
sedang berlangsung untuk melenyapkan teroris lainnya yang ditemukan di
daerah itu.

Pelaku serangan diidentifikasi sebagai warga Afghanistan yang
berafiliasi dengan kelompok militan antipemerintah Hafiz Gul Bahadur,
yang dikenal sebagai sekutu dekat kelompok Islamis Taliban yang
berkuasa di Afghanistan.

Secara terpisah, sebuah pernyataan militer mengatakan bahwa serangan
berdasarkan intelijen di kawasan bergolak Waziristan Selatan di
provinsi itu, yang berdekatan dengan perbatasan Afghanistan, telah
menewaskan delapan teroris.

Serangan hari Minggu menarget tempat persembunyian kelompok terlarang
Tehrik-i-Taliban Pakistan, TTP, yang secara rutin merencanakan
serangan terhadap pasukan keamanan.

Pakistan mengatakan TTP dan militan buron lainnya yang beroperasi di
tempat-tempat perlindungan mereka di Afghanistan telah meningkatkan
serangan secara dramatis sejak Taliban kembali berkuasa di negara
tetangganya dua tahun silam.

Pihak berwenang telah mengukuhkan bahwa militan Afghanistan
melancarkan sedikitnya 16 serangan bom bunuh diri tahun ini bekerja
sama dengan TTP, yang juga dikenal sebagai Taliban Pakistan.

Kekerasan telah mendorong pemerintah Pakistan untuk melancarkan
kampanye deportasi nasional terhadap sekitar 1,7 juta warga negara
Afghanistan tanpa dokumen resmi di negara tersebut.

Penindakan keras itu telah memaksa hampir 400 ribu orang kembali ke
Afghanistan sejak pertengahan September, menurut data resmi.

Penjabat PM Pakistan Anwaar-ul-Haq Kakar membela gerakan deportasi itu
dalam pernyataannya awal bulan ini. Ia mengatakan TTP dan militan lain
yang berbasis di Afghanistan telah menewaskan lebih dari 2.300 orang,
termasuk pasukan keamanan, dalam dua tahun terakhir.

Kakar mengatakan pemerintah Taliban di Kabul gagal mengatasi terorisme
lintas batas dan menuntut ekstradisi 6.000 anggota TTP yang berlindung
di Afghanistan. Ia juga menuduh bahwa para anggota Taliban Afghanistan
membantu kelompok militan melancarkan beberapa serangan.

Taliban telah menolak tuduhan bahwa anggota atau teritori mereka
digunakan untuk menyerang Pakistan atau negara lainnya.