Kabul – Sebuah masjid di Afghanistan kembali jadi sasaran serangan
bersenjata dan mengakibatkan sejumlah orang tewas.
“Seorang pria bersenjata menyerbu sebuah masjid di Afghanistan barat
dan menewaskan enam orang,” kata juru bicara pemerintah seperti
dikutip dari Al Jazeera, Rabu (1/5/2024).
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Abdul Mateen Qani
mengatakan “seorang bersenjata tak dikenal menembaki jemaah sipil di
sebuah masjid” sekitar jam 9 malam (16:30 GMT) pada hari Senin (30/4)
di kota Andisheh di Distrik Guzara Provinsi Herat.
“Enam warga sipil menjadi martir dan satu warga sipil terluka,” tulis
Menteri Abdul Mateen Qani di platform media sosial X pada Selasa (1/5)
pagi.
Bakhtar News Agency yang dikelola pemerintah memberikan jumlah korban
tewas yang sama dalam serangan itu. Mengutip sumber lokal, saluran
media lokal Tolo melaporkan bahwa masjid tersebut milik komunitas
minoritas Syiah di Afghanistan.
Seorang pemimpin salat, yang dikenal sebagai Imam, juga tewas dalam
serangan itu, kata laporan media lokal.
Kedutaan Besar Iran di Kabul mengutuk serangan itu.
Pada hari Selasa (30/4) malam, kelompok bersenjata ISIS mengaku
bertanggung jawab atas serangan itu.
Cabang regional ISIS merupakan ancaman keamanan terbesar di
Afghanistan dan sering menargetkan komunitas Syiah.
Pemerintah Taliban telah berjanji untuk melindungi agama dan etnis
minoritas sejak kembali berkuasa pada Agustus 2021, namun para
pemantau hak asasi manusia mengatakan mereka tidak berbuat banyak
untuk memenuhi janji tersebut.
Serangan paling terkenal yang terkait dengan ISIS sejak
pengambilalihan Taliban terjadi pada tahun 2022, ketika setidaknya 53
orang termasuk 46 anak perempuan dan perempuan muda terbunuh dalam
bom bunuh diri di sebuah pusat pendidikan di lingkungan Syiah di
Kabul. Pejabat Taliban menyalahkan ISIS atas serangan itu.