Taheran – Perwira militer senior Iran di Pasukan Pengawal Revolusi Islam (IRGC) dan komandan tertinggi di Pasukan Quds, Mayor Jenderal Qassem Soleimani, tewas bersama enam orang lainnya menyusul serangan udara AS di Bandara Internasional Baghdad hari Jumat (3/1).
Seorang pejabat Irak mengatakan serangan itu juga menewaskan, wakil komandan milisi yang didukung Iran yang dikenal sebagai Pasukan Mobilisasi Populer (PMF), juga dikenal sebagai Hashd al-Shaab, Abu Mahdi al-Muhandis.
Ahmed al-Assadi, juru bicara kelompok payung Mobilisasi Pasukan Populer Irak (PMF) dari milisi yang didukung Iran, juga membenarkan kematian Soleimani dan Muhandis.
Dikutip dari Aljazeera, Soleimani, yang merupakan pemimpin Pasukan Al Quds Garda Revolusi Iran, bersama Wakil Komandan Milisi Syiah Irak atau Shiah Popular Mobilization Forces (PMF) Irak, Abu Mahdi al-Muhandis, tewas akibat serangan roket yabg diarahkan ke iring-iringan kendaraan yang membawa mereka.
Jasad Soleimani hanya dikenali dari cincin yang digunakannya. Selain itu, petinggi milisi Kataib Hizbullah dan seorang petugas protokoler Bandara Internasional Baghdad, Irak, Mohammed Reda, juga tewas dalam kejadian tersebut.
Serangan terhadap Soleimani diperintah langsung oleh Presiden AS Donald Trump. Militer AS melancarkan serangan udara terhadapnya.
Departemen Pertahanan AS mengungkap, pembunuhan Soleimani dilakukan demi melindungi personel AS yang bertugas di Timur Tengah.
“Jenderal Qasem Soleimani meninggal sebagai tindakan defensif untuk melindungi personel AS di luar negeri,” kata Pentagon.