Damaskus – Serangan udara dan artileri pasukan Suriah menewaskan 14 warga sipil di markas terakhir pemberontak di provinsi Idlib, Selasa 17 Desember 2019. Pengeboman tetap terjadi di Idlib meski wilayah tersebut seharusnya dilindungi gencatan senjata.
Dikutip dari Al Arabiya, grup pemantau Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) mengatakan, serangan rezim Suriah tersebut menewaskan enam warga sipil dari satu keluarga termasuk seorang ibu dan tiga anaknya di desa Badama.
Sementara di desa Maasaran, serangan udara Suriah menewaskan empat warga sipil. SOHR menyebut pengeboman lanjutan di beberapa titik Idlib menewaskan tambahan empat orang. Total kematian sepanjang Selasa mencapai 14 orang.
Idlib, rumah bagi sekitar tiga juta orang, saat ini masih dikuasai pemberontak mantan afiliasi grup al-Qaeda. Pasukan Suriah di bawah komando Presiden Bashar al-Assad bertekad merebut kembali Idlib.
Pasukan pro-pemerintah melancarkan operasi besar-besaran di Idlib pada April lalu, yang berujung pada tewasnya sekitar 1.000 warga sipil dan membuat lebih dari 400 ribu lainnya terusir dari tempat tinggal mereka masing-masing.
Rusia mengumumkan sebuah gencatan senjata di Idlib pada akhir Agustus lalu. Namun SOHR mengatakan pengeboman dan serangan terus terjadi.
Jika dihitung sejak gencatan senjata diberlakukan di Idlib, sambung SOHR, maka jumlah korban tewas dari kalangan warga sipil telah melampaui 200 orang.
Perang sipil Suriah telah menewaskan lebih dari 370 ribu orang dan membuat jutaan lainnya kehilangan tempat tinggal sejak 2011.