Sentul – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI menemukan
sebanyak 2.670 konten digital bermuatan radikalisme dan terorisme
sepanjang tahun 2023.
“Sepanjang 2023, terdapat 2.670 temuan konten digital bermuatan IRET
(Intoleransi, Radikalisme, Ekstremisme, Terorisme),” ungkap Kepala
BNPT RI Komjen Pol. Prof. Dr. Mohammed Rycko Amelza Dahniel MSi, di
Kantor BNPT, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/12/2023).
Ia menjelaskan dari 2.670 konten digital radikalisme dan terorisme
yang ditemukan, sebanyak 1.922 konten telah diusulkan untuk dihapus
atau take down. Sebagian besar konten digital bermuatan IRET ini
terdapat di media sosial Facebook dan Instagram.
“Potensi terpapar radikalisme juga lebih tinggi terdapat pada wanita,
generasi muda, khususnya gen-Z, dan mereka yang aktif di internet,”
jelas Rycko.
Rycko mengatakan jaringan teroris global juga masih melakukan aksi
terorisme dan jaringan teroris dalam negeri terpantau aktif
mengembangkan jaringan melalui berbagai aktivitas yang dapat diketahui
melalui jumlah penangkapan terduga teroris sebanyak 148 orang
sepanjang tahun 2023.
Kendati demikian, sepanjang tahun 2023 nihil serangan teror dengan
kekerasan oleh jaringan terorisme di Indonesia.
“Sepanjang tahun 2023 alhamdulillah tidak ada serangan teror dengan
kekerasan oleh jaringan terorisme. Kondisi ini mengindikasikan situasi
keamanan Indonesia semakin membaik,” ujarnya.
Menurut dia, nihilnya kasus serangan teroris tahun ini merupakan
dampak positif dari sinergi pemerintah dan masyarakat dalam pencegahan
terorisme sehingga menciptakan situasi keamanan yang semakin baik.
Menjelang Tahun Baru dan Pemilu 2024, BNPT RI mengajak seluruh elemen
bangsa dan masyarakat tetap bersatu mewujudkan Indonesia yang damai
tanpa kekerasan dan harmoni sehingga dapat merayakan pesta demokrasi
tahun 2024 dengan aman