Niamey – Lebih dari 420 warga sipil di Niger tewas akibat serangan teror sepanjang tahun ini. Hal itu turut menyebabkan puluhan ribu warga di sana meninggalkan rumah mereka.
Hal itu diungkap kelompok hak asasi manusia (HAM) Human Rights Watch dalam laporannya yang dirilis pada Rabu (11/8). HRW menyebut, mereka mendokumentasikan sembilan serangan antara Januari-Juli di wilayah Tillaberi dan Tahoua barat yang terletak dekat perbatasan Mali serta Burkina Faso.
Menurut para saksi yang diwawancarai HRW, para penyerang mengeksekusi warga sipil di rumah mereka. “Di antara mereka yang tewas adalah kepala desa, imam, penyandang disabilitas, dan banyak anak, beberapa dieksekusi setelah direnggut dari lengan orang tua mereka,” kata HRW dalam laporannya, dikutip laman Anadolu Agency, Rabu (11/8).
Menurut temuan HRW, Niger, khususnya di wilayah bagian barat, mengalami lonjakan serangan mematikan oleh kelompok teror yang bersekutu dengan ISIS dan al-Qaeda. Boko Haram, yakni organisasi teroris yang berbasis di Nigeria, juga telah meningkatkan serangan di Niger sejak 2019.
HRW meminta otoritas Niger mengambil langkah-langkah mendesak untuk menghentikan meningkatnya pembunuhan warga sipil.
“Mereka harus membangun jaringan peringatan dini, mengurangi waktu respons tentara ke desa-desa yang terancam, dan membuat komite yang terdiri dari warga sipil, pasukan keamanan, dan kelompok masyarakat sipil untuk mengidentifikasi dan menanggapi kebutuhan perlindungan yang mendesak,” kata HRW.