Seperti dikutip dari Dailystar, Selasa (8/9/2015), Seorang perempuan di Irak dikabarkan membakar dirinya sendiri setelah menolak dinikahi oleh pimpinan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang telah membunuh suaminya. Peristiwa itu terjadi di kawasan Saladin, sebuah kawasan di Irak yang telah dikuasai ISIS.
Dilaporkan bahwa perempuan itu sengaja membakar diri di dalam rumahnya sendiri setelah menyatakan menolak paksaan menikah dengan salah satu pemimpin ISIS yang diduga berasal dari Arab.
Dikutip dari Dailystar, “Janda itu menolak menikah dengan pemimpin ISIS karena terlibat dalam pembunuhan suaminya lima bulan lalu yang dituduh bekerjasama dengan pasukan Irak dan membocorkan informasi soal markas ISIS”.
Laporan tersebut dirilis pula oleh IraqiNews.com. Media yang focus pada isu-isu seputar Irak tersebut juga melaporkan soal penderitaan perempuan di bawah aturan ISIS di Irak dan Suriah. ISIS sendiri diyakini memaklumkan perbudakan terhadap perempuan tawanan, dimana kebanyakan dari mereka berasal dari suku Yazidi.
Menurut penuturan Jinan (18), salah seorang tawanan perempuan yang berhasil lolos dari cengkraman ISIS, bercerita kalau dirinya dirantai dan menyaksikan penyiksaan. “Mereka bukan manusia. Mereka hanya berpikir kematian. Mereka mengkonsumsi obat-obatan. Mereka menyebut suatu saat ISIS akan menguasai dunia,” terang Jinan yang kini terdampar di kamp pengungsian.