Bandung – Mengawali sambutanya pada kegiatan Dialog Pelibatan Komunitas Seni Dan Budaya Dalam Pencegahan Terorisme “Sastra Cinta Damai, Cegah Paham Radikal”. Dr. Phill, Gustiana Isya Marjani (Sekretaris FKPT Jabar) yang mewakili ketua FKPT Jawa Barat, mengatakan bahwa Seni dan budaya merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam mencegah radikalisme dan terorisme, karena sifat dari seni dan budaya adalah kelembutan, maka dengan unsur kelembutan tersebut dapat menjadi penangkal paham radikal terorisme di masyarakat, oleh karenanya seni dan budaya harus terus dikembangkan, dipelihara dan dijaga oleh semua pihak.
Tidak dapat dipungkiri bahwa dewasa ini kita banyak temukan stigma terorisme yang dikaitkan pada umat Islam. Padahal sejatinya hal itu digunakan segelintir kelompok radikal yang mengatasnamakan Islam. Sungguh ironi, Islam yang rahmatan lil alamin menjadi bahan cibiran, bahkan oleh umat Islam itu sendiri, dikarenakan kurangnya pemahaman keIslaman dan wawasan seputar radikalisme dan terorisme.
“Hendaknya seluruh elemen masyarakat menyamakan visi dan misi bahwa terorisme adalah musuh bersama”. Ujar Gustiana dihadapan peserta dialog siang tadi, Kamis, (19/10/2017). Yang bertempat di Grand Hotel Pasundan Bandung.
“Maka momentum kali ini, berkumpulnya komunitas seni budaya ditujukan untuk menambah wawasan peserta mengenai upaya cegah tangkal paham radikalisme dan terorisme di Jawa Barat”.
Dengan terselenggaranya kegiatan dialog yang digagas oleh BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) melalui FKPT Jawa Barat dengan jargon “sastra cinta damai, cegah paham radikal” komunitas seni budaya diharapkan dapat menjadi pelopor dalam mewujudkan tatanan masyarakat senantiasa menjaga kondusifitas dan kedamaian, khususnya dilingkungan sekitarnya, umumnya bagi Jawa Barat.