Mosul- Sejak kelompok teroris ISIS menguasai wilayah Mosul, Irak, cerita memilukan datang silih berganti. Seperti yang dialami oleh seorang perempuan kristeni, Rita Habib (30). Ia pernah diculik kemudian dijadikan budak seks oleh gerombolan ISIS.
Setelah selama tiga tahun ia mengalami siksaan dan diperdagangkan menjadi budak seks, Rita akhirnya ia bisa berkumpul lagi dengan keluarganya. Rita pun tak bisa menyembunyikan kebahagiaanya dapat bertemu kembali dengan ayahnya.
Dikutip dari sindonews.com, penyelamatan Rita dilakukan kelompok penyelamat Shlama Foundation. Kelompok ini mengandalkan para pria yang menyamar sebagai jihadis Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Dalam penyamarannya, para pria itu membayar untuk “membeli” Rita dan sandera lain demi membebaskan para sandera.
Sejak diculik, Rita mengaku sudah dibawa oleh empat pria yang berbeda-beda dari kelompok ISIS. Selama jadi budak seks empat pria tersebut, pemerkosaan menjadi derita yang berkali-kali dia rasakan.
Ketika seorang pria kelima membawanya pergi, dia mengira hal terburuk baru akan terjadi. Tapi, pria kelima itulah si penyelamat Rita yang beraksi dengan menyamar sebagai militan ISIS.
“Mereka melakukan hal-hal jahat kepada kami. Mereka memukuli kami dan memperkosa kami,” kata Rita kepada Kurdistan 24, mengacu pada nasib dirinya dan para wanita minoritas Irak lain yang dijadikan budak seks.
“Yang terburuk dari semuanya adalah anak perempuan berusia sembilan tahun yang diperkosa. Gadis-gadis dijual seharga 4.000 hingga 15.000 dollar (Amerika Serikat),” ujar Rita.
Rita, bukanlah satu-satunya perempuan yang diculik kemudian dijadikan budak seks oleh anggota ISIS. Namun masih banyak lagi perempuan yang mengalami nasib serupa, terutama perempuan suku Yazidi.
Menurut Rita, pria penyelamat dan seorang penyelamat lain yang melakukan hal yang sama untuk seorang wanita Yazidi yang disekap di sisinya, tidak mengatakan apa-apa kepada mereka tentang misi penyelamatan tersebut. Akhirnya, seorang wanita Yazidi memberanikan diri untuk mencari tahu mengapa para penyelamat itu berada di rumah penyekapan kelompok ISIS.
Rita mengatakan, salah satu dari pria penyelamat menjawab;”Kami bukan ISIS. Kami telah dibayar untuk membawa Anda pulang,” katanya.
“Kami mencoba menemukan cara untuk menyelamatkan Anda,” lanjut pria tersebut.
Penyamaran itu menjadi trik. Jika misi penyamaran itu terbongkar, mereka semua bisa terbunuh oleh para militan ISIS. Pria yang dipekerjakan kelompok Shlama Foundation membayar USD28.592 untuk membawa Rita.
Rita Habib diculik ketika kampung halamannya di Qaraqosh, Irak utara, diserbu kelompok ISIS tiga tahun lalu. Misi penyelamatannya via penyamaran itu berlangsung empat bulan lalu. Sejak itu dia ditampung di sebuah tempat perlindungan wanita korban ISIS.
Rita akhirnya dipertemukan dengan ayahnya pada pekan lalu di Erbil, Irak utara. Dalam sebuah wawancara, Rita yang terlihat 15 tahun lebih tua dari usianya, meneteskan air mata.
“(Ayah saya) telah berubah di bawah ISIS,” katanya. “Dia tampak lelah,” katanya lagi, seperti dikutip Daily Mirror, semalam (17/4/2018).
Rita bersama ayahnya telah pergi ke Turki untuk mencoba mendaftarkan mereka sebagai pencari suaka. Ayah dan anak itu masih takut dengan penyerbuan kelompok ISIS di Irak pada tahun 2014.