Judul : Deradikalisasi Dunia Maya : Mencegah Simbiosis Terorisme dan Media
Penulis : Agus Surya Bakti
Penerbit : Daulat Press
Tanggal terbit : Januari – 2016
Internet menciptakan “dunia baru” yang asbtrak tetapi nyata memiliki dampak terhadap peradaban manusia. Dunia baru itu disebut sebagai dunia maya atau cyberspace yang menyajikan informasi dalam hitungan detik dengan menggunakan alat yang saling bertautan dengan alat-alat lainnya. Dunia seakan dilipat dalam gengaman. Hadirnya teknologi baru ini bukan saja membuat dunia semakin sempit dan kecil, tetapi juga telah mampu memasuki ruang-ruang kecil dalam kehidupan sosial masyarakat.
Media internet telah mengubah perilaku, gaya hidup, pola hidup bahkan pandangan setiap individu. Kehadiran teknologi ini sudah barang tentu memiliki dua dampak yang sangat signifikan dalam kehidupan manusia. Ia bisa berdampak positif, jika digunakan untuk kepentingan kemaslahatan. Namun, ia juga menimbulkan dampak negatif jika digunakan sebagai sarana menciptakan kerusakan di lingkungan sekitar.
Salah satu yang sangat berbahaya adalah pemanfataan internet di tangan kelompok radikal terorisme. Di tangan kelompok radikal terorisme, saat ini, media internet menjadi media efektif dalam peningkatan propaganda, pembangunan jaringan dan sarana rekruitmen baru hingga persiapan perencanaan aksi.
Dalam spektrum yang lebih luas fenomena penggunaan internet oleh kelompok teroris merupakan suatu pola, modus dan strategi baru yang menggejala secara global. Philip Seib dan Dana M. Janbek menyebutkan fenomena ini sebagai terorisme global dengan media baru dari generasi Pasca al-Qaeda. Kekuatan teroris tidak lagi dari jaringan perseorang tetapi melalui hubungan network melalui media yang terhubung secara global. Melalui media baru ini mereka tidak hanya mengirimkan pesan secara lokal, nasional, regional tetapi berskala global yang menjangkau seluruh audiens.
Buku berjudul Deradikalisasi Dunia Maya ini mengupas tuntas pola, metode, narasi hingga dampak yang ditimbulkan oleh terorisme di dunia maya. Sebagaimana disebutkan dalam buku ini, ada beberapa pola dan bentuk baru dari fenomena radikalisasi yang disebabkan oleh pemanfaatan media internet oleh kelompok teroris. Pertama, radikalisme di lingkungan remaja. Kedua, radikalisasi pada kalangan terdidik. Ketiga, radikalisasi di ruang terbuka. Apa yang ingin dikatakan dari pola radikalisasi baru ini? Dunia maya dan terorisme menyajikan fakta bahwa pemuda menjadi salah satu target kelompok teroris yang paling rentan. Dalam Bab Radikalisasi Dunia Maya diurai bagaimana pola propaganda, narasi, rekuritmen hingga fakta-fakta radikalisasi melalui dunia maya.
Bagaimana melakukan pencegahan terhadap derasnya pemanfaatan oleh kelompok radikal teror? Mungkinkah Deradikalisasi Dunia Maya? Inilah fokus buku ini bagaimana menghadirkan uraian elaboratif deradikalisasi dunia yang didasarkan pada pengalaman empiris penulis dalam menghadapi radikalisasi dunia maya. Secara sederhana deradikalisasi sebagai upaya sistimatis untuk mengubah atau menghilangkan radikalisme. Deradikalisasi dunia maya berarti upaya sistematis yang ingin mengubah dunia maya yang saat ini disesaki dengan konten radikal menjadi tidak radikal atau melawan pengaruh konten radikal di dunia maya untuk tidak mempengaruhi para pembaca.
Sebagai sebuah kebijakan, deradikalisasi dunia maya telah banyak dilakukan beberapa negara, termasuk oleh Indonesia melalui BNPT dalam melawan kontra propaganda kelompok teroris di dunia. Namun, sebagai sebuah kajian, sampai saat ini memang belum begitu banyak penelitian yang mencoba menyajikan secara utuh strategi dan kebijakan deradikalisasi khusus di dunia maya.
Buku ini merupakan kajian deradikalisasi dunia maya yang berdasarkan pengalaman empiris-praktis dalam mencegah penyebaran paham radikal dan kebencian di dunia maya. Karena itulah, ulasan dan pemaparan data dalam buku ini bukanlah sekedar elaborasi teoritik tetapi berkombinasi dengan pengalaman praktis yang layak dan menarik untuk dibaca.