Jakarta – Kasus kekerasan bernuansa agama terjadi di Tangerang Selatan
viral di media sosial. Sejumlah mahasiswa Katolik saat melakukan
ibadah rosario di Jalan Ampera RT 007/RW 002 Kelurahan Babakan,
Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, digeruduk warga, Minggu
(5/5/2024).
Atas kejadian itu, Kementerian Agama (Kemenag) RI mengajak seluruh
masyarakat untuk saling menjaga kedamaian, semangat toleransi, serta
kerukunan antarumat beragama.
“Saya mengajak umat Katolik untuk terus menjaga kedamaian, semangat
toleransi, dan kerukunan antarumat beragama,” kata Direktur Jenderal
(Dirjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Katolik Kemenag Suparman dalam
keterangan di Jakarta, Selasa (7/5/2024).
Sebagai upaya konkret, kata Suparman, pihaknya telah menggelar rapat
koordinasi di Kantor Polres Tangerang Selatan, dengan menghadirkan
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Tangerang Selatan,
Kapolres Tangerang Selatan, Pastor Kepala Paroki Santo Barnabas
Pamulang, dan perwakilan Kantor Kemenag Tangerang Selatan.
Hadir pula lebih kurang 20 perwakilan organisasi masyarakat (ormas)
dari 300 orang yang hadir (ormas PETIR yang mewadahi wilayah Papua,
Maluku, NTT, Kalimantan, Bali, dan NTB), organisasi Gerakan Taruna
Nusantara (GTN), Ormas Pemuda Katolik, dan kuasa hukum korban.
Menurut Suparman, pertemuan digelar untuk menciptakan suasana kondusif
dan damai di tengah masyarakat. Umat Katolik diharapkan untuk bijak
dan hati-hati menyikapi hal ini.
“Saat ini di tempat kejadian sudah kondusif. Mahasiswa sudah melakukan
kegiatan sehari-hari seperti kuliah dan bekerja dengan baik. Sambil
menunggu pihak kepolisian bekerja, umat Katolik diharapkan bijak dan
hati-hati, tidak terhasut, serta tidak terprovokasi dalam menyikapi
peristiwa ini,” ujarnya.
Suparman menegaskan pihaknya akan mendukung dan bekerja sama dalam
rangka menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Sebelumnya, viral di media sosial yang diunggah mahasiswa Universitas
Pamulang (Unpam) mengalami kekerasan hingga pembacokan saat melakukan
ibadah.
Dalam video yang beredar, tampak sejumlah mahasiswa ketakutan
dikerumuni massa. Beberapa dari mahasiswa tersebut terkena sabetan
senjata tajam. Salah satu mahasiswi mengaku ada pihak RT setempat yang
turut melakukan persekusi.
Polres Tangsel pun telah menetapkan empat orang tersangka, termasuk
ketua RT setempat.