Jakarta – Upaya cooling system terus dilakukan Polri dengan menggandeng sejumlah pihak. Kali ini dilakukan dengan bedah buku ‘Radikalisme, Terorisme, dan Deradikalisasi di Indonesia’ karya Asisten SDM Kapolri, Irjen Pol Dedi Prasetyo. Bedah buku tersebut dihadiri Anggota Kompolnas Mohammad Dawam selaku bagian dari tim riset buku tersebut. Kemudian, tokoh agama, perwakilan DPRD, tokoh masyarakat, serta sejumlah perwakilan ormas.
Anggota Kompolnas Mohammad Dawam menjelaskan, radikalisme sudah seharusnya dihilangkan. Oleh karenanya, hal itu membutuhkan peran seluruh elemen masyarakat.
“Paham-paham radikalisme ini harus dimusnahkan dari bumi Indonesia ini. Oleh karenanya, mari bersama-sama untuk ikut menghilangkan paham radikalisme dimulai dari wilayah masing-masing,” ujarnya, Senin (20/11/2023).
Dijelaskannya, radikalisme yang dianut para teroris kerap disebarkan di media sosial. Karena hal itu, menurutnya, masyarakat juga harus memahami bahwa mempelajari agama dari media sosial menjadi hal yang harus diwaspadai. Sebab, cara itu tetap harus mendapatkan pendampingan.
“Tanpa didampingi praktisi keagamaan, tidak bisa diterima mentah-mentah,” ungkapnya.
Ia menekankan bahwa tokoh agama dan pakar agama menjadi unsur penting dalam memberantas paham radikalisme. Maka dari itu, masyarakat dianjurkan untuk memiliki mentor dari unsur tersebut untuk mendalami agama agar tidak salah tafsir dan terjerumus ke dalam paham radikalisme.(TA)