Sel Terorisme Kaltara Terdeteksi Di Dua Daerah

Tanjung Selor – Aktivitas kelompok teroris terus menjadi pantauan Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Utara (Kaltara). Kabupaten Nunukan dan Kota Tarakan merupakan wilayah persinggahan kelompok teroris.

Direktur Pembinaan Masyarakat (Dirbinmas) Polda Kaltara, Kombes Pol Muhammad Yamin Sumitra menyampaikan, Kaltara memiliki daerah perbatasan dengan Malaysia dan Filipina. Sehingga, kelompok teroris dari Filipina memanfaatkan jalur tikus. Mereka, menggunakan jalur laut menuju Nunukan dan Tarakan.

“Nunukan dan Tarakan merupakan jalur transit bagi kelompok teroris ingin ke Filipina maupun sebaliknya. Bisa juga menggunakan jalur darat melalui Malaysia, kemudian ke Nunukan jalur laut,” ujar Yamin, seperti dikutip Radar Kaltara, Kamis (29/11).

Baca juga : UN Women Indonesia Siap Promosikan Toleransi Via Medsos

Dijelaskan, dijadikannya Nunukan dan Tarakan sebagai daerah transit membuat kelompok teroris ini berafiliasi dengan warga sekitar. Itu dilakukan untuk untuk membangun sel di daerah transit agar dapat mengetahui situasi. “Sudah dideteksi Densus 88 dan BNPT (Badan Nasional Penangggulangan Teroris). Hasilnya, ada di Nunukan, Tarakan serta Bulungan,” ungkapnya.

Dijelaskan, pelaku teroris ini sebelum melakukan serangan telah melakukan survei lokasi yang menjadi target dan mengetahui kesiapan kepolisian maupun persenjataan yang ada. Kemudian aksinya dilakukan biasa individu, kelompok kecil terdiri dari dua hingga tiga orang. Pelaku menggunakan teknik penyamaran dengan penampilan dan perilaku layaknya masyarakat biasa.

“Serangan yang dilakukan menggunakan senjata api (senpi), bom molotov, senjata tajam (sajam) seperti pisau, parang yang beracun. Memberikan makanan yang beracun,” katanya.

Untuk menghindari hal tersebut, tentunya semua pihak mulai dari eksekutif, yudikatif, media dan masyarakat harus sinergi. Dengan membuat terobosan yang menyentuh sendi-sendi kehidupan dan implementasi program yang berkesinambungan dengan sasaran penghapusan paham radikal dan tindak terorisme.

Dimulai dari pemberdayaan Lurah, Kades, Bhabinkamtibmas, Babinsa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan tokoh agama. Sebagai langkah memonitor aktivitas wilayah dan tindak lanjut. Pemberdayaan Kemenag FKUB guna membangun kesadaran masyarakat melalui sosialisasi dan tatap muka mencegah dan menangkal.

“Pemberdayaan, pembentukan dan pembinaan jaringan informasi antar wilayah. Pemberdayaan forum dialog dan diskusi dengan semua elemen untuk membangun jaringan mencegah terorisme,” pungkasnya.