Sekum Muhammadiyah: Bukan Muhammadiyah Kalau Dukung Terorisme

Yogyakarta–Sekretaris Umum Pengurus Pusat (Sekum PP) Muhammadiyah, Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed  dalam sambutannya pada acara dialog pencegahan paham radikal terorisme dan ISIS yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Kamis (28/07/2016) menegaskan bahwa Muhammadiyah tidak pernah dan tidak akan mendukung terorisme.

Muhammadiyah konsisten mendukung Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berdiri paling depan dalam mempertahankan NKRI dan Pancasila.

“Jika ada yang mengatakan bahwa Muhammadiyah mendukung terorisme, itu adalah salah total dan jika ada kader Muhammadiyah yang mendukung terorisme maka itu bukan Muhammadiyah,” ujar Abdul Mu’ti dengan tegas.

Menurutnya, jika selama ini tokoh-tokoh Muhammadiyah kritis terhadap Densus 88/Anti Teror Polri, BNPT dan pihak-pihak lainnya yang terkait, itu adalah karakter khusus Muhammadiyah yang selalu kritis terhadap berbagai masalah yang terjadi di tanah air.

“Tapi kritikan itu bukan berarti menentang Densus 88 dan BNPT dan mendukung terorisme akan tetapi lebih pada konsep kritikan yang membangun supaya bekerja secara professional,” katanya.

Dijelaskannya, Muhammadiyah mengkritisi hanya karena ingin jika penegakan hukum di negara hukum terlaksana dengan baik dan tidak menginginkan jika pembrantasan terorisme menjadi bentuk pelanggaran HAM. “Oleh karena itu Muhammadiyah selalu kritis demi kepentingan bersama dan demi keutuhan negara kita,” ujar Abdul Mu’ti

Ia juga menjelaskan bahwa bentuk pemikiran yang dikembangkan oleh kelompok teroris sama sekali bertentangan dengan kiprah dan cara pandang keagamaan Muhammadiyah. “Pengkafiran dan berbagai pemikiran ekstrim lainnya yang selama ini dikembangkan dan dipropagandakan oleh kelompok ekstrim radikal sangat bertolak belakang dengan konsep keagamaan Muhammadiyah,” tuturnya.

Mengenai fenomena hijrahnya kelompok-kelompok ekstrim radikal ke Suriah dan Irak untuk bergabung ke dalam ISIS, Mu’ti mengatakan bahwa itu adalah fenomena yang menyedihkan. “Karena bagaimanapun Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan dan pembunuhan,” ujarnya.

Lalu terkait dengan isu negara Islam, Mu’ti juga menekankan bahwa Muhammadiyah konsisten mendukung Negara Kesatuan Repubik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45 dan tidak memiliki agenda pendirian negara Islam di Nusantara.

“Jika para kelompok radikal ingin mendirikan negara Khilafah di tanah air sebagaimana yang dilakukan oleh ISIS maka Muhammadiyah akan tampil membela NKRI dan Pancasila,” katanya menegaskan.