Sekolah TK di Palangka Raya Kenalkan Pancasila Lewat Karnaval Busana Adat

Sekolah TK di Palangka Raya Kenalkan Pancasila Lewat Karnaval Busana Adat

Palangka Raya – Taman Kanak-kanak (TK) Darul Istiqomah Palangka Raya,
Kalimantan Tengah (Kalteng), mengenalkan pengamalan nilai-nilai
Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika melalui karnaval busana adat.

Kepala Sekolah TK Darul Istiqomah Umi Salamah di Palangka Raya, Senin
(13/5/2024) mengatakan, selain merupakan bagian dari implementasi
pengenalan Pancasila dan program profil pelajar Pancasila, kegiatan
ini juga bertujuan untuk mengenalkan adat dan budaya di Indonesia
kepada anak usia dini.

“Kegiatan yang diikuti puluhan peserta didik ini rutin diselenggarakan
setiap tahun bersama seluruh orang tua dan wali murid,” ujar Bunda
Umi, panggilan karibnya.

Bunda Umi menerangkan, karnaval tahun ini dilaksanakan pada Sabtu
(10/5/2024) ini dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional dan
Hari Kartini. Sebagaimana diketahui Profil Pelajar Pancasila sesuai
visi dan misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah perwujudan
pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki
kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

“Yang memiliki enam ciri utama yakni beriman, bertakwa kepada Tuhan
YME, dan berakhlak mulia, berkebhinnekaan global, bergotong royong,
mandiri, bernalar kritis, dan kreatif,” katanya.

Enam ciri tersebut juga selaras dengan Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024.

Dia berharap, kegiatan yang berpusat di sekitar Jalan Papuyu, Palangka
Raya ini dapat memberikan kesan yang mendalam kepada para peserta
didik, sehingga mampu mendorong terbentuknya karakter generasi emas
yang berbudaya dan berkarakter.

“Melalui karnaval tersebut, pihak sekolah juga berupaya memberikan
pengalaman pelestarian budaya dengan cara yang menarik dan
menyenangkan,” katanya.

Kegiatan ini diikuti peserta didik Kelas A dan B dengan didampingi
orang tua dan wali murid. Masing-masing peserta didik menggunakan
pakaian adat dan batik dari berbagai suku dan daerah.

“Sehingga kegiatan dengan rute yang tidak jauh ini mampu menarik
perhatian dan apresiasi dari masyarakat sekitar,” katanya.

Serli Wulandari seorang orang tua siswa mengatakan, kegiatan ini cukup
menarik untuk memberikan wawasan budaya kepada anak sejak usia dini.

Melalui kegiatan ini, buah harinya dapat mengenali bahwa ternyata
selain pakaian yang digunakan sehari-hari, juga ada pakaian adat
sebagai bagian dari warisan leluhur.

“Mengenalkan adat dan budaya harus dilakukan sejak dini, agar melekat
sebagai karakter anak, apalagi di era digital dimana modernisasi
pakaian lebih mudah diterima anak-anak melalui game atau gadget,” kata
Serli.