Langkat – Di tengah derasnya arus informasi digital, sekolah kini tak hanya menjadi tempat menimba ilmu, tetapi juga benteng moral bagi generasi muda. Dari ruang kelas hingga kegiatan keagamaan, peran kepala sekolah dan guru menjadi kunci dalam membentuk karakter siswa agar tidak mudah terpengaruh paham yang menyesatkan.
Kesadaran itulah yang mendorong para kepala SMA di Kabupaten Langkat dan Binjai dikumpulkan dalam sebuah kegiatan peningkatan kapasitas (capacity building) untuk memperkuat peran pendidikan dalam mencegah penyebaran paham radikalisme dan terorisme di lingkungan sekolah.
Ketua Tim Pencegahan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri , Kombes Didik Novi Rahmanto, menjelaskan bahwa pendidikan karakter dan nilai-nilai keagamaan yang menyejukkan harus menjadi benteng utama bagi siswa agar tumbuh sebagai pribadi yang cinta damai dan cinta Tanah Air.
“Upaya mencegah radikalisme bisa dimulai dari hal sederhana — mengajarkan toleransi, menegakkan moralitas, dan memperkuat rasa kebangsaan di sekolah. Pendidikan yang menumbuhkan kasih sayang dan menghargai perbedaan adalah kunci,” ujarnya, Selasa (7/10/2025).
Menurut Didik, radikalisme sering kali berawal dari pemahaman agama yang sempit dan minimnya literasi kebangsaan. Karena itu, ia menekankan pentingnya peran pendidik dalam menanamkan nilai-nilai luhur agama yang menyejukkan dan memperkuat semangat persatuan.
“Agama apa pun sejatinya mengajarkan kedamaian, kasih sayang, dan penghormatan terhadap sesama. Guru dan kepala sekolah harus menjadi teladan dalam menanamkan nilai-nilai itu kepada siswa,” tambahnya.
Dalam sesi diskusi, Purwito, Kepala SMA Negeri 1 Babalan Langkat, sempat bertanya tentang langkah yang tepat jika menemukan siswa yang terindikasi terpapar paham radikal.
Menanggapi hal tersebut, Kombes Didik menjelaskan bahwa pihak sekolah dapat segera berkoordinasi dengan Tim Pencegahan Densus 88, Bhabinkamtibmas, atau kantor polisi terdekat untuk dilakukan pendampingan dan langkah pencegahan lebih lanjut.
“Penanganan harus dilakukan secara hati-hati dan manusiawi. Tujuannya bukan menghukum, melainkan mengembalikan anak-anak ke jalan yang benar,” jelasnya.
Densus 88 juga menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat peran pendidikan sebagai benteng moral bangsa. Dalam waktu dekat, timnya akan melaksanakan program “Vaksin IRET” (Intoleransi, Radikalisme, Ekstremisme, dan Terorisme) bagi siswa-siswi di sekolah-sekolah se-Kabupaten Langkat dan Binjai.
Program ini diharapkan mampu menumbuhkan imunitas ideologis bagi generasi muda agar tidak mudah terpengaruh paham kekerasan yang menyeleweng dari ajaran agama dan nilai kebangsaan. “Menanamkan cinta Tanah Air dan nilai-nilai spiritual yang benar adalah vaksin terbaik untuk menjaga generasi muda dari bahaya ideologi sesat,” pungkas Kombes Didik.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!