Sekolah Internasional ‘Inter Culture’ Tidak Sabar Tunggu SOP Sistem Keamanan SPK

Surabaya – Penyusunan Standard Operational Procedur (SOP) Sistem Keamanan Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) atau sekolah internasional mendapat telah ditunggu oleh beberapa sekolah internasional di Indonesia, khususnya sekolah internasional di Surabaya, Inter Culture. Diharapkan SOP Sistem Keamanan SPK itu bisa segera terwujud sehingga kedepan penyelenggaraan pendidikan di sekolah-sekolah internasional merasa lebih nyaman dan tenang.

“SOP ini tentunya akan sangat bermanfaat bagi kami dalam mengantisipasi dan melaksanakan tindakan terhadap kemungkinan aksi terorisme. Yang pasti kami lebih tenang karena dengan adanya SOP ini kami memiliki landasan untuk mengambil tindakan. Tentu harapan kami tidak ada lagi aksi terorisme di Indonesia,” kata Agus Haryoko, chief security sekolah Inter Culture di sela-sela mengikuti Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan SOP Sistem Keamanan Lingkungan SPK Dalam Menghadapi Ancaman Terorisme di Hotel Java Paragon, Surabaya, Kamis (25/8/2016).

FGD ini digelar oleh Direktorat Perlindungan Kedeputian 1 BNPT. Ini adalah FGD ketiga setelah sebelumnya digelar di Jakarta dan Yogyakarta. Sebelum FGD ini, BNPT telah lebih dulu mengumpulkan database di 8 provinsi di seluruh Indonesia. Dilanjukan dua kali Rapat Koordinasi (Rakor) untuk menyusun draft SOP.

Agus menilai, FGD Penyusuhan SOP SPK ini sangat penting. Ia juga merasa kegiatan ini tidak hanya sekadar menambah pengalaman, tetapi ia bisa menimba ilmu dari pakar dan ahli yang berkompeten dalam penanganan terorisme. Setelah mengikuti FGD ini, Agus akan langsung melaporkan hasilnya ke pimpinan Inter Culture agar nantinya bisa disosialisasikan di sekolahnya terutama buat orang tua murid dan para petugas keamanan di lapangan.

“Terutama dampak dan apa yang dilakukan seandainya ada gangguan keamanan seperti aksi terorisme. Paling tidak, mereka tahu cara melakukan penyelamatan darurat, dan tidak hanya diam menunggu polisi datang,” ungkap Agus.

Selama ini, lanjut Agus, sekolah ‘Inter Culture’ telah melaksanakan poin-poin yang dibahas dalam FGD ini dalam mengantisipasi gangguan yang ada. Dengan adanya SOP dari BNPT ini, ia berharap pihaknya akan lebih baik lagi dalam melakukan penanganan di lapangan. Sekolah ‘Inter Culture’ saat ini memiliki 308 murid dari mancanegara dan dibawah naungan Konsulat Jenderal Amerika Serikat.