Jakarta – Dua sejoli bomber di depan Gereja Katedral Makassar belajar membuat bom secara daring atau online. Mereka juga anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan terhubung dengan bomber Gereja Katedral di Filipina Selatan. Selain itu, pasangan suami istri itu juga bagian dari kelompok terduga teroris yang ditangkap Densus 88 di Sulawesi Selatan.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan keduanya mengembangkan pelatihan membuat bom secara daring melalui internet dan media sosial.
“Ada informasi ini juga berkaitan dengan online training di media sosial yang dikembangkan oleh mereka. Jadi mereka mengembangkan tata cara pembuatan bahan peledak,” ujar Boy Rafli di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Senin (29/3/2021).
Dalam pelatihan pembuatan bom daring itu, Boy menyebut ada beberapa narasumber yang pernah berlatih di kelas mancanegara. Narasumber ini disebut merupakan senior dari kedua pelaku.
Boy mengatakan ideologi ini terus dikembangkan oleh kelompok radikal terorisme. Dia mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama mencegah perbuatan ini.
“Ada beberapa narasumber senior mereka yang pernah berlatih di luar negeri, ini bisa seperti ini, jadi ideologi ini terus dikembangkan oleh kelompok-kelompok radikal terorisme, jadi kita sama-sama cegah,” ucap Boy.
“Ini sinergitasnya dengan semua pemangku kepentingan bekerja sama tentunya TNI, dengan kepolisian, dengan BIN, dengan BSSN, semua lembaga negara termasuk Kominfo sudah menjadi agenda utama dalam mengantisipasi sebaran paham radikal intoleran di dunia maya. Itu yang harus terus dilaksanakan dengan juga pelibatan unsur masyarakat karena masyarakat menggunakan sarana cyber space yang tentunya harus waspada dengan kondisi yang ada di dalam dunia maya,” sambungnya.
Seperti diketahui, ledakan bom bunuh diri terjadi di depan Gereja Katedral Makassar pada pukul 10.28 Wita, Minggu (28/3). Pelaku bom bunuh diri yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan itu berboncengan menggunakan sepeda motor ke depan Gereja Katedral Makassar.
Pasangan suami istri berinisial L (suami) dan YSF (istri). Mereka berdua berdomisili di Ibu Kota Sulawesi Selatan, Makassar. Kota ini jugalah yang menjadi lokasi sasaran aksi teror mereka berdua.