Peta keberadaan ISIS di sejumlah negara. Warna merah (ISIS aktif) dan warna ungu (ISIS tidak begitu aktif)

Sejak al-Baghdadi Terbunuh, ISIS Sudah Lakukan 100 Serangan di 9 Negara

Deir ez-Zour – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengumumkan kematian pemimpin kelompok teroris Islamic State (ISIS), Abu Bakr al-Baghdadi dalam operasi khusus di pedesaan Idlib pada 27 Oktober 2019.

Kendati sang pemimpin terbunuh, cabang-cabang ISIS yang masih aktif terus melakukan serangan di berbagai negara, setelah sempat menurun signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Berdasarkan pantauan portal Arabi21, sejak tewasnya Baghdadi, ISIS sudah melakukan sekitar 100 serangan dalam kurun dua pekan. Serangan itu dilakukan di sembilan negara, tempat mereka aktif.

Namun fokus operasi mereka masih di Suriah, khususnya di Deir ez-Zour. Di provinsi itu, sedikitnya 27 operasi diluncurkan. Mayoritas serangan menargetkan milisi Kurdi Pasukan Demokratik Suriah (SDF). Puluhan diklaim tewas akibat serangkaian serangan tersebut.

Di Irak, sejak Baghdadi diumumkan tewas, ISIS menggelar sekitar 15 operasi, sembilan di antaranya berada di Provinsi Diyala, sebelah timur ibu kota Baghdad. Operasi di Diyala ini menargetkan para milisi Syiah Al-Hasd Al-Syakbi dan pasukan keamanan.

Cabang ISIS Afghanistan atau dikenal wilayah Khorasan melakukan sekitar 12 operasi sejak Baghdadi tewas. Sembilan di antaranya di provinsi timur Nangarhar. Sebagian besar operasi menargetkan pejuang Taliban.

Di Mesir, cabang ISIS yang berbasis di wilayah Sinai menggelar sedikitnya empat operasi dalam dua pekan terakhir. Militer Mesir masih menjadi target utama. Operasi terfokus di daerah Al-Syaikh Zuwaid di jalan internasional pesisir antara Rafah dan El-Arish.

Kelompok itu juga melanjutkan operasinya di benua Afrika, di mana Nigeria telah menyaksikan lima serangan terhadap tentara, tiga di antaranya di wilayah “Borno” di timur laut negara itu. Sementara organisasi itu melancarkan empat serangan di Mali dan Republik Demokratik Kongo.

Secara umum, operasi yang digelar pasca pembunuhan Baghdadi bermacam-macam, mulai dari penembakan artileri, bentrokan senapan mesin dan peledakan improvisasi. Namu tidak ada operasi “bom Syahid” atau bom bunuh diri, sebagaiman yang sering mereka gelar.

Operasi bom bunuh diri terakhir mereka gelar di Yaman pada Agustus lalu, tiga bulan sebelum Baghdadi tewas. Serangan itu menargetkan pasukan Sabuk Keamanan, milisi bentukan Uni Emirat Arab (EUA), di Yaman selatan.

Dalam konteks yang sama, ISIS menerbitkan gambar proses pengambilan sumpah setiap (Bai’at) terhadap pemimpin baru Abu Ibrahim Al-Hashimi Al-Quraishi.

Bai’at baru juga datang dari cabang ISIS di 10 negara, yaitu Suriah, Somalia, Filipina, Tunisia, Afghanistan, Burkina Faso, Yaman, Pakistan, Bangladesh dan Mesir.

Pentagon mengatakan bahwa pihaknya sudah memiliki informasi tentang penerus “Abu Bakr al-Baghdadi,” dalam kepemimpinan organisasi negara, dan bertekad untuk mengejarnya.

Ketua Kepala Staf Gabungan AS, Mark Millie, mengatakan kepada televisi ABC bahwa pembunuhan Baghdadi “memiliki dampak yang kuat dan menghancurkan pada organisasi secara keseluruhan.”

“Ganti dia dengan orang lain, dan kami memiliki banyak informasi tentang identitas orang ini,” tegasnya.