New York – Kelompok teroris ISIS memang tidak lagi menguasai kota-kota besar di Irak dan Suriah. Kelompok koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) di satu sisi, dan kelompok koalisi pimpinan Rusia di sisi lainnya, berhasil membuat ISIS meninggalkan wilayah-wilayah yang mereka kuasai sejak 2014.
Namun, banyak yang menyebutkan bahwa kekuatan kelompok teroris ISIS belum 100 persen terhapus dari wilayah Irak dan Suriah. “Kami sudah berulang kali mengatakan bahwa perang melawan ISIS di Irak dan Suriah belum berakhir,” kata Menteri Pertahanan AS, James Mattis di Pentagon seperti dikutip dari ‘National Public Radio’, Selasa (2/1/2018).
Dia mengatakan, pasukan koalisi pimpinan AS masih melacak kelompok-kelompok kecil ISIS yang ada di kedua daerah itu. AS masih bekerja sama dengan pasukan keamanan Irak, dengan harapan mereka dapat menguasai sepenuhnya wilayah negara tersebut. Mungkinan ada belasan anggota ISIS yang berkumpul dalam satu kelompok dan berpikir apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.
Apa yang dilakukan di Irak, lebih rumit lagi Suriah, di mana koalisi pimpinan AS menghancurkan ISIS di daerah timur Sungai Efrat. Namun beberapa kelompok ISIS saat ini melarikan diri ke barat. Mereka meyakini bahwa peluang bertahan hidup di daerah yang dikendalikan Presiden Suriah, Bashar Assad, yang didukung Rusia dan Iran, jauh lebih baik.
James Mattis mengatakan, militer AS akan tinggal di Suriah timur untuk mengizinkan diplomat, pekerja bantuan, dan kontraktor AS masuk dan membantu menstabilkan kawasan ini. Tapi perang di tempat lain di negara ini tetap terbuka. Walau jumlah mereka dalam satu kelompok hanya beberapa orang.