Sebelum membuat Produk, peserta Pelatihan Duta Damai Kalsel diberikan Pendalaman Materi sesuai bidangnya

Banjarmasin – Usai mendapatkan sesi materi mengenai Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan upaya pencegahannya dari  Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme provinsi (FKPTKalsel), Drs, Aliansyah Mahadi, M.A.P, para peserta pelatihan Regenerasi Duta Damai Dunia Maya Regional Kalsel yang digelar di Aston Banua, Banjarmasin, langsung mendapatkani sesi pendalaman materi.

Seperti diketahui bahwa kegiatan ini diikuti sebanyak 50 orang dari kalangan pegiat duni maya yang memiliki keahlian di masing-masing bidang seperti Blogger/penulis, Programmer IT, dan Desain Komunikasi Visual/DKV.

Dimana sebanyak 35 diantarnaya adalah anggota Duta Damai baru, Sedangkan 15 orang adalah Duta Damai Dunia Maya Kalsel 2017 dan 2020. Ke-50 peserta yang dibagi tiga kelompok ini mendapatkan pembekalan materi dari para mentor tim Pusat Media Damai (PMD) BNPT.

Dimana tim mentor dari PMD BNPT ini memberikan pengetahuan baru kepada generasi muda sehingga mereka dapat menambah kemampuan para peserta dalam masing-masing bidangnya saat nantinya membuat konten dalam upaya menebarkan pesan perdamaian melalui dunia maya.

Sebelum memasuki sesi di masing-masing bidang, Redaktur Pelaksana PMD BNPT, Abdul Malik, MA, memberikan pengenalan mengenai PMD BNPT dan juga mengenai Duta Damai Dunia Maya itu sendiri. Selain itu Abdul Malik juga menyampaikan materi mengenai Strategi dan Kebijakan Membangun Narasi Damai di Dunia Maya.

Dijelaskan Abdul Malik, saat ini kelompok radikal terorissme masih gencar melakukan serangan dan propaganda dalam menebarkan paham-pahamnya. Dimana dalam menebarkan paham-pahamnya itu separuhnya ada di media.

“Media digunakan teroris untuk mengambil hati dan merebut simpati dari masyarakat. Kalau ada propaganda negatif berarti kita melakukan kontra propaganda. Terorisme saat ini sudah menyasar anak-anak muda untuk bisa membantu dan mencapai tujuan mereka,” ujar Abdul Malik

Dikatakannya, aksi terorime itu tentunya sangat berbahaya, dan yang lebih berbahaya lagi adalah narasi teror. Karena aksi teror itu bisa dicegah dan diamputasi, namun narasi teror dapat menjangkiti masyarakat Indonesia untuk menjadi radikal.

“Oleh karena itu tugas kalian hanya melawan mereka melalui narasi, bukan saat aksi. Karena yang bertugas melawan aksi itu tugasnya aparat keamanan dalam hal ini Densus 88/Anti Teror Polri. Kalian hanya harus melakukan soft approach dengan memberikan perimbangan informasi dan opini melalui kegiatan kontra propaganda, memberikan opini tandingan tentang kebangsaan dan keagamaan melalui web edukatif, penggalangan terhadap kaum muda penggiat dunia maya,” ujanrya.

Selain itu menurut Abdul Malik, pengenalan mengenai Strategi dan Kebijakan Membangun Narasi Damai ini juga bertujuan untuk memahami konsep narasi damai. “Ini agar peserta dapat mempraktekkan konsep dan teori narasi damai dalam bentuk penulisan reportase, opini dan juga digambarkan secara visual misalnya melalui foto, video ataupun meme,” ujarnya.

Kemudian para mentor akan membimbing peserta untuk membuat produk tulisan/ artikel, video, mame, infografis perdamaian. Karena salah satu fokus dari BNPT dalam pencegahan penyebarluasan paham radikal terorisme yaitu dengan memperbanyak tulisan, artikel, video, info grafis, mame maupun karya ilmiah yang nantinya diharapkan mampu menjadi infomasi yang dapat meluruskan pemahaman yang seringkali disalahgunakan oleh kelompok radikal terorisme.

Lalu untuk materi penulisan peserta pelatihan mendapatkan arahan dari Farabi Ferdiansyah dari Divisi Media Rilis PMD sebagai mentor. Disini para peserta mendapatkan pelatihan tentang dasar-dasar teori jurnalistik dan jurnalisme damai. Jurnalisme damai ini sendiri pada dasarnya sangat penting untuk diberikan karena ini adalah upaya meluruskan kembali apa yang menyimpang dari jurnalisme dalam praktek. Jadi di kelompok bloger/penulis ini lebih mengedepankan tentang isi berita atau tulisan.

Tulisan yang dibuat harus mengandung konten Perdamaian, Pencegahan Terorisme dan Nasionalisme/Cinta NKRI.Hasil tulisan dari para peserta ini nantinya akan menjadi artikel pada website yang dihasilkan pada pelatihan ini.

“Ini untuk mengimbangi atau melawan tulisan-tulisan atau propaganda yang dilakukan kelompok radikal terorisme dimana kami mengajarkan kepada peserta untuk menulis kalimat secara damai, tidak menghasut atau mengajak kepada pembaca untuk tidak mudah terpengaruh dengan ajakan-ajakan yang tidak jelas oleh kelompok-kelompok radikal terorisme itu tadi,” ujar Farabi.

Farabi juga menyampaikan kepada para peserta untuk selalu memegang prinsip 7 journalism values dalam membuat karya. Seperti mengedepankan jurnalisme positif, mengedepankan fakta, menjungjung tinggi etika, no hate speech, cover both sides, asas praduga tak bersalah dan verifikasi informasi.

“Hal ini ditekankan untuk menjaga integritas dan etika anggota Duta Damai Kalsel, sehingga membedakan antara Duta Damai dengan konten creator lain,” ujarnya.

Lalu untuk materi Information Teknologi (IT) dipandu oleh Muhammad Rizky selaku Koordinator Divisi IT PMD sebagai mentor. Dalam sesi ini Muhammad Rizky memberikan materi pengenalan terhadap website dutadamai.id sebagai data center persinil relawan duta damai untuk sekalihgus pusat komunikasi para relawan dengan BNPT.

“Kami membimbing peserta untuk memperkenalkan website duta damai BNPT yakni dutadamai.id. Karena website ini akan menjadi wadah bagi para peserta duta damai untuk melakukan aksi damai di dunia maya. Nantinya para peserta duta damai yang telah dilatih ini akan mengisi website tersebut dengan konten-konten perdamaian,” ujar M. Rizky.

Selain itu dirinya juga membahas mengenai aplikasi yang dikelola PMD BNT untuk disosilaisasikan kepada para calon anggota Duta Damai Dunia Kalsel. “Yang mana selanjutnya diharapkan para anggota Duta Damai Dunia Maya ini juga bisa memanfaatkan  aplikasi tersebut untuk bisa dilihat progresifitasnya selama menjadi anggota Duta Damai” ujar M. Rizky.

Rizky meminta kepada para anggota baru Duta Damai Dunia Maya Kalimantan Selatan untuk tahun 2023 ini untuk lebih maksimal dalam pembuatan konten di website dan media sosialnya, dan dimonitoring melalui website www.dutadamai.id.

“Setiap bulan akan direkap keaktifan Duta Damai. Selain itu Duta Damai juga harus aktif dalam melakukan siskamling di dunia maya,” ujarnya mengakhiri..

Kemudian untuk materi Desain Komunikasi Visual/DKV (Multimedia) dipandu oleh Qowiyul Amin selaku anggota Produksi PMD sebagai mentor. Produk yang dihasilkan dari kelompok ini berupa desain grafis, foto dan juga video atau film yang mengajak untuk menyampaikan pesan perdamaian.

“Di kelompok ini kami membimbing peserta untuk membuat design grafis dan juga videografi yang mengandung nilai-nilai damai. Hasil karya yang telah dibuat peserta ini nantinya akan menjadi produk yang akan disampaikan para anggota Duta Damai untuk disebarkan melalui media sosial duta damai Kalimantan Selatan serta website yang telah ada yakni dutadamai.id sebagai upaya untuk mengimbangi atau meng-counter produk propaganda yang dsebarkan oleh kelompok adikal terorisme,” ujar pria yang karab disapa Iyul ini.

Setelah selesai melakukan sesi pelatihan di setiap kelompok, lalu pada pada hari ke-2 Rabu (21/6/2023) besok para peserta memasuki tahapan pembuatan konten. Selama sehari penuh peserta yang telah dibagi menjadi tiga kelompok ini akan bersama-sama membuat konten atau produk yang akan dipresentasikan pada acara pengukuhan atau pelantikan yang akan digelar pada Kamis (22/6/2023).

Setelah tahap kolaborasi, masing-masing tim akan memaparkan mengenai teknis, isi konten dan juga design yang diterapkan dalam website dutadamai.id. Usai dikukuhkan sebagai Duta Damai Dunia Maya regional Kalimantan Selatan para selanjutnya diharapkan untuk terus memberikan konten-konten perdamaian dalam meng-counter narasi-narasi kekerasan yang disebarkan kelompok radikal terorisme melalui dunia maya.

Acara Regenerasi Duta Damai Dunia Maya Regionla Kalimantan Selatan melalui Asistensi bidang Penulisan, DKV dan IT dalam Pencegahan Radikal Terorisme ini dibuka langsung oleh Kepala Seksi (Kasi) Media  Literasi, Rizky Adianhar, S. Sos, mewakili Direktur Pencegahan, Prof. Dr. Irfan Idris, MA, yang berhalangan hadir.