Jakarta—sebuah kelompok yang diduga merupakan sayap ISIS bernama Katibah Nusantara baru saja mengeluarkan ancaman kepada pemerintah Malaysia. Ancaman yang dilansir dalam bentuk video tersebut menyatakan bahwa kelompoknya akan menyerang Malaysia jika pemerintah negara itu terus bertindak keras terhadap para militan.
Video yang menggunakan bahasa Melayu dengan judul Mesej Awam Kepada Malaysia atau Pesan Publik Untuk Malaysia itu berisi ancaman, ”Jika anda menangkap kami, kami hanya akan meningkat jumlahnya. Tetapi jika anda membiarkan kami, maka kami akan lebih dekat dengan tujuan kami untuk membawa kembali pemerintahan khalifah. Mereka yang menyebut kami Khawarij, Daesh, dan bahkan sebagai agen Mossad sebenarnya adalah Syiah dan sekutunya,” ujar pesan itu.
Pemerintah Malaysia belum menanggapi ancaman tersebut, namun respon diyakini akan segera dikeluarkan tidak lama setelah video ancaman tersebut menyebar. Katibah Nusantara sendiri merupakan kelompok sayap ISIS di malaysia-Indonesia. Meski keberadaannya tidak diakui secara resmi oleh ISIS, namun Katibah Nusantara merupakan kelompok yang berisi para militan ISIS yang berasal dari kawasan berbahasa melayu (Indonesia, Malaysia dan Filipina bagian selatan).
Seorang pengamat terorisme dari S. Rajaratnam School of International studies (RSIS) dan Nanyang Technological University di Singapura, Jasminder Singh mengungkapkan bahwa kelompok Katibah Nusantara terbentuk pada 26 september 2014. Mereka bermarkas di al Shadadi, Provinsi Hasaka, Suriah. Pemimpin kelompok ini adalah warga asal Indonesia bernama Abu Ibrahim al Indunisiy. Kebanyakan anggota dari kelompok ini adalah juga warga asal Indonesia, dengan sebagian lagi berasal dari Malaysia.
Bahrumsah, yang namanya sempat disebut-sebut terkait aksi bom Thamrin di Jakarta beberapa waktu lalu, juga diketahui sebagai anggota dari Katibah ini. Selain berfungsi sebagai militan perang bagi ISIS, Katibah juga diketahui melakukan berbagai kegiatan untuk menyebarkan ajaran-ajaran kekerasan melalui penterjemahan serta publikasi pemikiran ulama-ulama garis keras. Kelompok ini juga diketahui berperan sebagai perantara bagi warga Melayu yang ingin bergabung dengan ISIS di Suriah. Dimana mereka menyediakan jasa mulai dari pemberian rute hingga penjemputan di lokasi-lokasi yang telah mereka sepakati.