Satu Napi Teroris di Lapas Ngawi Ikrar Setia NKRI

Satu Napi Teroris di Lapas Ngawi Ikrar Setia NKRI

Jakarta – Seorang narapidana kasus terorisme (napiter) yang menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Ngawi, Jawa Timur atas nama Arif Murtopo menyatakan ikrar setia kepada bangsanya, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pria asal Merauke, Papua itu dengan lantang menyanyikan Lagu Indonesia Raya dilanjutkan pembacaan ikrar setia kepada NKRI. Pria yang divonis 3,5 tahun itu mencium dan penghormatan kepada bendera merah putih, membaca pancasila, serta penandatanganan berita acara.

Kepala Kanwil Kemenkumham Jawa Timur (Jatim) Imam Jauhari mengatakan bahwa ini menjadi bukti bahwa program deradikalisasi yang dilakukan lapas berjalan dengan baik. “Ini bukti bahwa pembinaan dan deradikalisasi yang dilakukan lapas di Jawa Timur berjalan dengan baik,” ujar Imam dalam keterangannya, Selasa (13/6).

Imam pun mengapresiasi jajarannya yang selama ini punya formula yang tepat. Bahkan sudah bisa dijadikan miniatur yang bagus untuk program deradikalisasi.

“Di Lapas yang terdapat narapidana terorisme memang punya program pendampingan khusus. Tidak semua sipir bisa seperti di Lapas Ngawi ini,” katanya.

Dia menjelaskan, bahwa ikrar setia NKRI bukan akhir dari proses deradikalisasi. Melainkan masih ada perjalanan panjang untuk menghasilkan kontra narasi dari kelompok teroris yang masih aktif.

“Masih ada program pembinaan lanjutan untuk memastikan narapidana teroris benar-benar telah menunjukkan perubahan perilaku,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Lapas Ngawi Gowim Mahali mengungkapkan bahwa selama ini pihaknya memberikan pembinaan khusus kepada napiter. Kolaborasi juga dijalin dengan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), sehingga, pembinaan bisa maksimal. “Alhamdulillah, dalam membina napiter perjalanannya relatif lancar dan Arif juga koperatif,” ujarnya.

Gowim mengakui bahwa dukungan rekan sejawat mantan napiter yang sudah bebas juga bisa mempercepat dan semakin memantapkan keyakinan Arif. Sehingga, bisa membantu pihaknya melakukan pembinaan secara optimal.

“Ini jadi salah satu bentuk kolaborasi kami dengan pihak eksternal untuk mengoptimalkan tugas dan fungsi,” katanya.