Poso – Setelah satu anggota jaringan teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) tewas ditembak Satgas Tinombala, jumlah anggota teroris MIT saat ini diperkirakan tinggal 14 orang, termasuk Ali Kalora sebagai pimpinan..
Teroris MIT yang ditembak mati saat baku tembak dengan Satgas Tinombala di Pegunungan Padopi, Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, memiliki ciri berambut gondrong dan berpakaian loreng.
“Satu teroris dari Poso yang menjagal rakyat sudah berhasil kita lumpuhkan,” kata Wakapolda Sulteng, Brigjen Pol Nurwidiyanto, kepada awak media, Minggu, (26/4) lalu.
“Kita perkirakan saat ini kelompok MIT tinggal 14 orang dan akan terus kita buru sampai selesai,” tambahnya.
Seperti diwartakan, eskalasi teror di Poso sekarang ini meningkat di tengah wabah virus Corona (Covid-19). Setelah menyerang polisi di Bank Syariah Mandiri Jalan Pulau Irian Jaya, Poso, Rabu, (15/4) pekan lalu, kelompok yang telah berbaiat dengan ISIS ini kembali berulah.
Dengan sadis mereka membunuh dua orang petani setempat. Korban pertama bernama Daeng Topo yang pada 8 April dilaporkan hilang di kaki Gunung Maitangi Dusun Sipatuo, Desa Kilo dan kemudian ditemukan dengan kepala terpenggal.
Lalu korban yang kedua adalah Ajeng alias Papa Angga. Sebelum dibunuh, Ajeng diculik di kebunnya di wilayah KM 09 Gunung Desa Kawende, Kecamatan Poso Pesisir Utara. Dia ditemukan tewas dengan luka di leher.
Ali Kalora memang tengah menebar teror. Dalam video yang beredar dia menyebut jika yang mereka bunuh itu adalah mata-mata polisi atau bantuan polisi (banpol). Polisi telah membantah klaim ini.
Poso adalah sebuah kota pesisir di Teluk Tomini yang dikelilingi pegunungan. Salah satunya adalah Pegunungan Biru yang masih asri dan lebat. Di lereng-lereng gunung itu petani menanam kakao, cokelat, dan kopi.