Jakarta – Situasi di lokasi gempa bumi di Sulawesi Tengah rawan dimanfaatkan kelompok tertentu. Terkait hal itu, satuan tugas Tinombala telah melakukan antisipasi atas kemungkinan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) memanfaatkan kondisi bencana.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengakui bahwa kelompok teroris MIT masih memiliki sel aktif di wilayah Sulteng.
MIT adalah kelompok teroris yang berbaiat kepada pimpinan kelompok Islamic State (ISIS) Abu Bakar Al Baghdadi di Suriah.
Seperti diketahui Poso, Sulawesi Tengah, sempat menjadi lokasi pelatihan militer jejaring kelompok radikal wilayah Jawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga Sumatra Utara.
“Hal itu tentunya sudah diantisipasi oleh Satgas Tinombala yang masih terus bekerja untuk mengejar dan mengantisipasi aksi terorisme di sana bersama TNI,” tutur Dedi kepada wartawan, Kamis (11/10).
Menurutnya, intelijen TNI dan Polri juga tidak pernah berhenti memantau setiap gerakan kelompok teroris MIT.
Selain itu, lanjut Dedi, untuk mencegah kelompok MIT memanfaatkan kondisi pascabencana Kepolisian telah melakukan patroli skala besar.
“Patroli skala besar dari Polri ini kami lakukan untuk mencegah gangguan Kamtibmas termasuk ancaman terorisme di sana,” katanya.
Seperti diketahui, sampai saat ini masih ada 7 orang teroris yang tersisa dari kelompok gerakan radikal MIT. Santoso, pimpinan MIT, tewas pada 2016.
Nama teroris yang tersisa adalah Ali Muhammad alias Ali Kalora alias Ali Ambon, Muhammad Faisal alias Namnung alias Kobar, Qatar Alias Farel, Nae alias Galuh, Basir alias Romzi, Abu Alim dan Kholid.