Palu – Pengamat Terorisme Universitas Tadulako (Untad) Prof Muhammad Khairil mengapresiasi tinggi kinerja kinerja aparat dalam hal ini Satgas Madago Raya yang berhasil menewaskan 2 anggota kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Namun ia menegaskan bahwa keberhasilan itu belum sepenuhnya menyelesaikan masalah terorisme di wilayah Kabupaten Poso, Sigi, dan Parigi Moutong, karena masih ada 7 anggota MIT yang berkeliaran.
“Keberhasilan TNI dalam menewaskan 2 anggota MIT tentu patut diapresiasi. Namun ini belum berakhir,” kata Prof Khairil dikutip dari laman tribunpalu.com, Rabu (14/7/2021).
Ia menyebut pemerintah dan aparat keamanan sudah banyak melakukan upaya untuk mengatasi Terorisme di Sulawesi Tengah. Meski tak kunjung tuntas, Dekan FISIP Untad itu meminta seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung pemberantasan Terorisme oleh aparat TNI-Polri.
“Kasus teror MIT ini sudah berlangsung sangat lama. Semua pihak perlu bergandeng tangan untuk menyelesaikan masalah ini. Kerja sama dan komitmen akan sangat menentukan persoalan ini bisa tuntas,” ucap Khairil.
Kedua anggota MIT yang tewas bernama Rukli dan Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang. Keduanya tewas diberondong peluru personel Komando Operasi Gabungan Khusus (Koopsgabsus) Tricakti TNI dari satuan Kopassus.
Mereka disergap saat beristirahat di camp persembunyian di wilayah Pegunungan Batu Tiga, Desa Tanalanto, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Minggu (11/7/2021) pagi.
Dengan demikian, kelompok teroris MIT pimpinan Ali Kalora itu saat ini diketahui tersisa tujuh orang. Di antaranya Ali Ahmad alias Ali Kalora, Qatar alias Farel alias Anas, Askar alias Jaid alias Pak Guru, Abu Alim alias Ambo, Nae alias Galuh alias Mukhlas, Suhardin alias Hasan Pranata dan Jaka Ramadhan alias Ikrima alias Rama.