Palembang – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumatera Selatan menggelar Dialog Komunitas Seni Budaya dalam Pencegahan Terorisme. Kegiatan yang bertajuk “Sastra Cinta Damai, Cegah Paham Radikal”, diselenggarakan di Hotel Arya Duta Kota Palembang, Selasa (29/8/2017).
Kegiatan ini dihadiri oleh Komunitas Seni kota Palembang, para guru dan pelajar SMA serta mahasiswa sekota Palembang. Hadir juga sebagai narasumber Sastrawan nasional Ahda, Imran Asal Bandung dan Joko Pinurbo dari Yogyakarta.
Joko Pinurbo dalam paparannya mengatakan ancaman radikalisme dan terorisme masih terjadi sampai saat ini. Dampaknya tidak hanya menimbulkan ketakutan dan trauma tetapi juga menggangu stabilitas nasional.
Dalam melakukan aktifitas indoktrinasi, kelompok teroris sering mengatasnamakan agama tertentu. Kelompok ini mengklaim kebenaran tunggal bagi kelompoknya dan merasa paling paham doktrin agama.
“Dalam perekrutan, seseorang didoktrin untuk tidak segan-segan merampok, mencuri, membunuh dan lain-lain. Iming-imingnya mereka yang melakukannya akan masuk surga dan disambut oleh bidadari dan menikmati kehidupan yang indah di surga” ujarnya.
Untuk itu, menurut Pinurbo, pendekatan sastra sangat penting karena saat ini anak muda tumbuh berkembang dalam iklim yang buruk. Anak-anak saat ini tumbuh dalam kebiadaban media sosial yang tidak sehat. Ia mengajak para sastrawan untuk memerangi terorisme melalui jalan seni dan jalan sastra.
Senada dengan Pinurbo, seniman asal Bandung, Ahda Imran mengatakan Sastra dan seni mengajarkan rasa kemanusiaan. Begitu juga seharusnya fungsi politik dan agama. Namun, faktanya saat ini politik sudah kehilangan rasa kemanusiaannya. Banyak ragam bentuk radikalisme di antaranya karena semangat agama, radikalisme pasar, dan radikalisme modal.
“sastra dapat mengembangkan nalar sebagai penangkal dan bisa menjadi artikulasi dalam mewujudkan perdamaian. Dengan keindahan sastra yang dimiliki dapat memikat seseorang dalam mempengaruhi pemikiran untuk pencegahan radikalisme dan terorisme” tegasnya.
Dalam kegiatan ini Imran mengajak masyarakat dapat ikut berperan dalam gerakan penanggulangan terorisme dengan mengenal budaya sendiri dan saling mengenali antar budaya dan meningkatkan solidaritas antar suku. Dengan karya-karya sastra berupa sajak yang disampaikannya di kegiatan tersebut diharapkan sebagai sarana yang memberikan kontribusi terhadap penguatan upaya pencegahan terorisme kini dan masa yang akan datang.